You’re Still My Wife( part 4)
Author : Fujiwara Yumi
Genre : Romance, Married Life, Little Sad
Main cast : Lee Jung Hyun, Luhan,
Kris, Kim Jinni
Other cast : Silahkan di cari ^^
Perhatian!!
Jangan bingung saat baca karna q ga kasih Point Of View (POV)
tapi q kasih pembatas, dan AWAS!! banyak typo bertebaran. ^^
Happy Reading
Bagaimana bisa namja yang dulu penuh keceriaan ini bisa di
beri sebuah penyakit yang bisa kapan saja merenggut hidupnya.
Air mata Junghyun hampir keluar kembali menatap namja yang
tengah tertidur di hadapannya ini yang sudah terlihat pucat dan kurus. Tapi Junghyun teringat
kata-kata Chanyeol tadi bahwa Junghyun tak boleh menangis tanpa seizinnya.
Begitu dalam perasaan Junghyun untuk Chanyeol sampai hal
sekecil itu ia turuti. Ibu Chanyeol menatap Junghyun sendu, wanita setengah
baya ini pernah berharap bahwa gadis di depannya akan menjadi menantunya tapi
takdir ternyata berkata lain bahwa kenyataannya dia dan anaknya berpisah.
“Junghyun-ah” omma Chanyeol menyentuh lembut pundak Junghyun.
“Pulanglah,
kau terlihat sangat lelah”
lanjutnya.
“Tapi…”
“Kau
bisa datang besok lagi, pulang dan istirahatlah jika kau sakit Chanyeol pasti
juga akan sedih”
Omma Chanyeol memberi pengertian pada Junghyun agar pulang
dan istirahat. Junghyun
menyambutnya dengan senyum dan mengangguk meski sebenarnya dia masih ingin
berada di samping Chanyeol.
Saat keluar dari kamar Chanyeol, Junghyun kaget melihat
Luhan tengah tertidur di bangku koridor rumah sakit, wajahnya terlihat begitu
lelah dan bagaimana bisa Luhan tau kalau Junghyun ada disini.
Tapi kenapa Junghyun harus merasa bersalah, apakah dia sudah
mulai menyukai suaminya sendiri?
“Luhan…”
Junghyun mengguncang tubuh Luhan pelan.
“Ireona…Luhan”
Luhan
mengerjapkan matanya dan melihat Junghyun sudah duduk di sampingnya kemudian
membenarkan letak duduknya dan memijat tengkuknya yang pegal karna tidur dengan
posisi duduk.
“Kenapa
kau bisa tahu aku di sini?” tanya Junghyun.
Tanpa
mengatakan sepatah katapun Luhan menunjukkan secarik kertas berisi alamat rumah
sakit ini yang waktu itu di berikan Kris kepada Junghyun.
“Kau
dapatkan dari mana?”
“Itu
ada di atas meja makan” jawab Luhan singkat.
“Apa
kau akan menginap disini? kalau tidak, ayo pulang aku lelah sekali” lanjutnya
“Pulang
ke seoul?”
“Pulang
kerumahmu, ini sudah malam tidak mungkin pulang ke seoul, katamu kau akan di
sini beberapa hari”
Luhan
berjalan lebih dulu dan diikuti Junghyun di belakangnya, beberapa kali Junghyun
melihat Luhan menguap dan memijat tengkuknya terlihat sangat lelah, dan kenapa
Luhan menunggunya apakah dia juga tahu apa saja yang dilakukan Junghyun didalam.
Berbagai
pertanyaan berterbangan di benak Junghyun, dan lagi selama di dalam Junghyun
selalu memegang tangan Chanyeol.
Kalau
pulang kerumahnya tentu dia dan Luhan akan tidur satu ranjang dengannya, dan
Junghyun bingung harus bagaimana.
“Mmm…luhan”
“Hmm”
“Kalau
kita pulang kerumah,,,nanti bagaimana?”
“Mwo? Apanya
yang bagaimana?”
“Itu,
kita tidur…” belum selesai bicara Luhan sudah memotongnya
“Aku
tidak akan melakukan apapun padamu” nada bicara Luhan terdengar dingin.
Junghyun
mengerutkan keningnya, ada apa dengan Luhan yang kembali dingin padahal
akhir-akhir ini Luhan terlihat lembut terhadapnya.
Sesampainya
di rumah kedua orang tua Junghyun kaget karna mereka berdua datang tanpa
mengabari terlebih dahulu dan datang larut malam, tapi mereka tetap senang
karna anak dan menantunya berkunjung.
Cacing
dalam perut Luhan yang meminta makan tak di hiraukan, semenjak melihat
bagaimana istrinya bersama seorang namja yang dalam fikirnya adalah
namjachingunya.
Luhan
tak bernafsu untuk makan dan yang diinginkannya hanya mandi kemudian istirahat,
perasaannya saat ini tak bisa di pahami memang benar jika Luhan sudah mulai
menyukai Junghyun tapi tak pernah tersirat dalam otaknya kalau Junghyun masih
mempunyai kekasih.
Yang
bahkan Luhan menyaksikan betapa Junghyun begitu mencintai namja itu.
Dan
sekarang yang terlihat sepasang suami istri yang tidur saling membelakangi dan
dengan mata yang masih terjaga juga mulut yang saling bungkam, hanya fikiran
mereka yang sama-sama sibuk memikirkan suatu hal.
“Luhan”
panggil Junghyun tiba-tiba
“Mmm”
“Kau
belum tidur?”
“Mmm”
“Aku…besok
akan ke rumah sakit lagi”
Tadi Luhan
hanya menjawab dengan gumaman dan sekarang malah diam dan tak berkomentar
apapun membuat Junghyun semakin tak mengerti dengan sikap Luhan yang tiba-tiba
berubah.
“Siapa
dia?” tanya Luhan setelah beberapa saat diam.
“Di..dia
hanya teman” Junghyun tiba-tiba gugup menanggapi pertanyaan Luhan.
“Begitukah”
“N..ne,
dia hanya teman”
“Baiklah
aku ngantuk, aku tidur dulu dan besok aku akan ikut denganmu”
“Nde?”
Luhan
membenarkan tubuhnya yang masih membelakangi Junghyun dengan perasaan yang
sebenarnya tidak percaya dengan perkataan Junghyun. Dan mengabaikan Junghyun
yang masih kaget dengan perkataan Luhan yang akan ikut dengannya ke rumah
sakit.
#
Sepanjang
malam Junghyun tak bisa memejamkan matanya selain terus memikirkan keadaan
Chanyeol, Junghyun juga memikirkan perkataan luhan yang akan ikut dengannya
kerumah sakit.
Bukannya
tidak suka tapi Junghyun hanya ingin berama Chanyeol berdua lebih lama selagi
dia bisa, Junghyun tau kalau Chanyeol tak akan bertahan lebih lama seperti kata
Kris waktu itu karna penyakit yang di deritanya sudah mencapai stadium akhir.
Dan
jika mengingat itu semua, Junghyun sedikit menyesali pernikahannya karna saat
itu juga ternyata Chanyeol kembali ke Korea dan berniat kembali padanya.
“Junghyun-ah…kau
kenapa?”
Suara
omma mengagetkannya karna melamun dari keluar kamar sampai di meja makan, dan
semua anggota keluarganya menatapnya bingung termasuk Luhan suaminya.
“Apa
kau sakit?” tanya omma lagi.
“Ani
omma, aku tidak apa-apa” jawab Junghyun sambil tersenyum.
Junghyun
mulai memakan makanannya yang di hadapannya meski sebenarnya nafsu makannya
sedang tidak baik sejak kemarin, Luhan yang ada di sampingnya menatap Junghyun
terlihat sekali tak bersemangat.
Luhan
mengambilan sup rumput laut kesukaannya ke dalam mangkuk kecil dan di berikan
kepada Junghyun.
“Makan
dengan supnya agar selera makanmu jadi lebih baik” Junghyun menatap luhan
heran.
“aigoo,
kau sangat perhatian dengan istrimu luhan”
Omma
terlihat senang melihat menantunya yang begitu memperhatikan anaknya yang
diawal omma Junghyun sangat mengkhawatirkan hubungan mereka karna mereka
dinikahkan secara paksa.
Junghyun
masih menatap Luhan heran dengan sikapnya yang belum pernah di tunjukkannya dan
bahkan saat makan bersama di rumah mereka Luhan belum pernah mengambilkan sup
untuknya, apa dia sedang berakting?
“Jangan
menatapku seperti itu, cepat makanlah kau bilang akan ke rumah sakit”
Tanpa
berkata apapun Junghyun kemudian melanjutkan makannya dan tentu saja memakan
sup yang telah di ambilkan Luhan untuknya.
#
Perjalanan
menuju rumah sakit di iringi dengan keheningan antara Luhan dan Junghyun, Luhan
masih merasa kalau namja yang ada di rumah sakit itu bukan sekedar teman bagi
Junghyun.
Luhan
melirik istrinya yang menatap keluar dari jendela mobil dengan ekspresi wajah
yang masih sama saat mereka berangkat bahkan Junghyun sesekali menghela nafas
berat.
“Apa
kau begitu mengkhawatirkannya?”
“Ne?”
Junghyun menoleh kearah Luhan.
“Temanmu,
yang ada di rumah sakit”
“Dia
teman baikku, tentu aku mengkhawatirkannya”
Junghyun
menunduk sambil memainkan kuku jari tangannya, sejak semalam jika Luhan
bertanya tentang Chanyeol detak jantung Junghyun berdegub lebih kencang.
“Sepertinya
kau sangat mencintainya”
DEG
Jantung
Junghyun seakan berhenti ketika Luhan mengatakan hal itu, bukankah Junghyun
tidak memiliki perasaan apapun terhadap Luhan tapi kenapa seperti ini rasanya.
“Sudah
sampai”
Tak
ada jawaban dari Junghyun yang masih diam di tempatnya.
“Junghyun-ah”
“Nde?”
“Kau
tak ingin turun?”
Junghyun
baru sadar kalau ternyata mobilnya sudah terparkir di depan rumah sakit dan
luhan sudah keluar dari mobilnya kemudian di susul oleh Junghyun.
Junghyun
berjalan pelan menuju kamar Chanyeol dan di ikuti oleh Luhan di belakangnya,
saat akan membuka pintu Kris keluar dari kamar Chanyeol.
“Junghyun,
kau datang bersama suamimu?” Kris menatap Luhan tajam. Dan di jawab anggukan
oleh Junghyun.
“he…apa
kau benar-benar tak peduli dengan perasaan Chanyeol?”
“Bu..bukan
begitu Kris…”
“Aku
yang menginginkan ikut dengannya” Luhan menyela pembicaraan Junghyun dan Kris.
“Ohh…jadi
sekarang kau sedang bertindak menjadi suami yang baik menemani istrinya kerumah
sakit untuk menjenguk temannya, ani mantan kekasihnya?”
Junghyun
tak percaya bahwa Kris mengatakan hal itu di depan Luhan yang bahkan Junghyun
sendiri mencoba untuk tidak mengatakan yang sebenarnya tentang Chanyeol kepada
Luhan.
“Kris,
cukup” Junghyun sedikit berteriak.
“Aku
kesini bukan untuk berdebat denganmu Kris” sambung Junghyun.
“Baiklah,
terserah kau saja”
“Luhan-ssi,
aku tidak suka kau dekat-dekat dengan Jinni, arraseo!” lanjut Kris sambil
mengacungkan jari telunjuknya ke wajah Luhan yang masih tidak mengerti dengan
maksud ucapan Kris. Kemudian berlalu pergi.
Junghyun
yang tak begitu mempedulikan ucapan Kris kemudian masuk ke dalam kamar Chanyeol
yang terlihat masih sama seperti kemarin, Chanyeol yang terbaring lemah dengan
berbagai alat medis dan wajah yang semakin pucat.
Melihat
Junghyun datang Chanyeol tersenyum senang, tapi dia menyadari bahwa kali ini
Junghyun tidak datang seorang diri.
“Kau
bersama siapa?” tanya Chanyeol.
“Aku
bersama Luhan…suamiku”
Junghyun
menjawab lirih karna sejujurnya dia berat datang dan mengatakan kalau Luhan
adalah suaminya kepada Chanyeol. Namun Chanyeol menyambutnya dengan senang dan
tersenyum pada Luhan serta mengulurkan tangannya agar Luhan menyambut
tangannya.
#
Junghyun
hanya terdiam dan tertunduk saat dua namja yang telah mengisi hidupnya ini
bertemu, salah satu dari mereka adalah mantan kekasihnya yang masih ia cintai
dan yang satu lagi suaminya yang mungkin sudah mulai ia sukai.
Luhan
duduk di samping ranjang Chanyeol sedang Junghyun duduk di sofa dekat mereka
dan sesekali junghyun melihat kepada kedua namja itu dengan hati yang masih
berdebar.
“Chanyeol-ssi,
kau harus segera sehat, karna kau Junghyun akhir-akhir ini tak menghiraukan ku”
“Hemm,
mianata Luhan sepertinya aku takkan bisa sembuh”
Terdengar
miris namun Chanyeol mengatakannya dengan tersenyum dan Junghyun yang
mendengarnya sungguh tidak suka.
“Jangan
seperti itu, kau pasti bisa melawannya”
“Ani
Luhan, aku takkan bisa…”
“Oppa…jangan
berkata seperti itu”
Junghyun
sudah tak tahan lagi mendengarkan Chanyeol yang selalu bilang dia takkan bisa
bertahan dan tak akan sembuh. Luhan dan Chanyeol menoleh kearah Junghyun
bersamaan.
“Junghyun-ah
aku sedang bicara dengan suamimu”
“Tapi
aku tidak suka mendengarnya oppa”
“hemmm…baiklah
aku tidak akan mengatakannya lagi”
Luhan
hanya memandang Junghyun dan Chanyeol yang sedang berdebat kecil dan tak
bertahan lama salah satu dari mereka mengalah, berbeda jauh dengannya dan Jinni
jika mereka memperdebatkan hal kecil maka akan berujung dengan pertengkaran
yang membuat mereka takkan berbicara satu sama lain sampai beberapa hari.
“Sepertinya
kalian benar-benar pasangan yang saling mencintai”
Berdebat
kecil dengan Chanyeol membuat Junghyun lupa akan keberadaan Luhan di antara
mereka. Dan perkataan Luhan barusan berhasil membuat jantung Junghyun berdetak
sangat cepat.
“Aku
sangat mencintai Junghyun, Luhan-ssi” Junghyun melebarkan matanya mendengar
perkataan Chanyeol.
“Karna
itu aku ingin kau menjaganya, jangan biarkan dan jangan buat Junghyun menangis”
Luhan
melihat ketulusan dari mata redup Chanyeol yang memintanya menjaga Junghyun
meski sebenarnya Chanyeol sendiri merasa sakit mengatakan hal itu, tapi dia
merasa sudah tak bisa berbuat banyak untuk Junghyun gadis yang begitu ia
cintai.
“Aku
berjanji akan menjaga Junghyun” kata Luhan sambil tersenyum dan menggenggam
tangan Chanyeol.
“Aku
senang mendengarnya, sekarang bolehkah aku istirahat?”
Pinta
Chanyeol yang terdengar seperti salam perpisahan untuk kedua orang di
hadapannya. Luhan yang masih menggenggam tangan Chanyeol merasa genggamannya
mulai melemah, matanya mulai tertutup serta wajahnya yang semakin memucat di
tambah layar monitor pendeteksi detak jantung sudah mulai menunjukkan garis
lurus yang berarti bahwa jantung Chanyeol sudah tak berdetak.
“Oppa…Chanyeol
oppa…” Junghyun mengguncang tubuh Chanyeol namun tak ada reaksi sedikitpun
darinya.
Luhan panic
dan keluar mencari dokter serta perawat agar segera menangani keadaan Chanyeol,
tapi setelah dokter memeriksa dan bahkan memacu jantung Chanyeol berharap
jantungnya kembali berdetak namun hasilnya nihil. Dokter menyatakan kalau
Chanyeol sudah tiada.
Junghyun
terpaku di tempatnya dan terus menatap tubuh Chanyeol yang sudah tak bergerak,
bahkan ibu Chanyeol sudah berteriak histeris sambil memeluk tubuh pucat anak
kesayangannya.
“Oppa…wae…oppa…”
Junghyun
bergumam lirih memanggil Chanyeol tanpa mengeluarkan air mata sedikitpun,
tubuhnya mulai lemas dan tak kuat menopang berat tubuhnya sendiri. Luhan dengan
sigap menahan tubuh istrinya yang hampir jatuh.
Luhan
juga masih tak percaya bahwa Chanyeol pergi begitu cepat setelah pertemuan
pertama dan juga yang terakhir dengannya.
#
Junghyun
masih memandang gundukan tanah yang cukup besar dengan batu nisan di depannya
yang bertuliskan nama Park Chanyeol mantan kekasihnya dengan tatapan kosong,
tatapan yang sama saat Chanyeol dinyatakan tiada oleh dokter di rumah sakit.
Luhan
berdiri di belakang Junghyun dan memandangi punggung istrinya yang tenang karna
dia benar-benar tidak menangis, atau mungkin Junghyun menahan air matanya agar
tidak keluar.
Sudah
begitu lama Junghyun berdiri di depan makam Chanyeol dan akhirnya Junghyun
memutuskan untuk mengajak Luhan pulang. Sampai di dekat mobil, Luhan menahan
Junghyun dan memutar tubuhnya agar berhadapan dengannya.
“Menangislah,
jangan kau tahan lagi”
Luhan
menarik tubuh istrinya kedalam pelukannya dan seketika Junghyun menangis dengan
keras di dalam pelukan Luhan.
‘Miane…Chanyeol-ssi,
kali ini aku tak bisa memenuhi janjiku agar tak membiarkan Junghyun menangis’
Luhan berkata dalam hati sambil menengadahkan wajahnya ke langit.
.
.
.
TBC
Tetap
tunggu part selanjutnya ya ^^
Kritik
dan saran masih tetap di tunggu ^^
Comments
Post a Comment