He’s Your Son (1/?)



Author :  Fujiwara Yumi
Genre : Ga tau ini Genrenya apa :D
Main cast : Song Eun Hee, Luhan, Song Hyun Ki, Kim Joong In
Other cast : Silahkan di cari sendiri ^^

Degab degub suara musik yang memekakan telinga di tambah sorak-sorak orang-orang yang berada di dalamnya menambah bising suasana.

Mereka sibuk dengan minuman juga bahkan wanita berpakaian sexy yang mengelilinya sebuah tempat untuk mencari kesenangan dunia bagi sebagian orang.

 Dan bagi orang yang sedang di landa banyak masalah seperti Song Eun Hee gadis korea yang beberapa tahun ini tinggal di cina untuk melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi Beijing.

Karna kedua orang tuanya bercerai, ibunya menikah dengan orang cina dan ayahnya juga sudah menikah lagi dengan wanita selingkuhannya yang tak ia sukai, akhirnya Eunhee dibawa serta oleh ibunya ke Cina.

Dan kenapa sekarang dia ditempat yang menurutnya berisik ini karna dia tak tau mau kemana dengan perasaan yang tak bisa di jelaskan, Eunhee lelah memikirkan tugas kuliahnya yang tak ada habisnya dan lagi kakak tirinya yang begitu membuatnya muak dengan tingkahnya yang setiap hari menggodanya bahkan pernah suatu hari dia hampir di perkosa olehnya yang pulang dengan keadaan mabuk.

Eunhee datang bersama kedua temannya Qi Luo dan Yi Mei yang sudah menjadi langganan diskotik juga teman dekatnya di kampus.

Mereka berdua langsung duduk di sebuah bangku yang berbentuk setengah lingkaran yang cukup besar yang berisi teman-teman laki-lakinya yang di kanan kiri ada wanita sexy yang mergelayut manja.

Apalagi ada dari mereka yang berambut pirang dan di kanan kiri telinganya penuh dengan tindikan sedang berciuman dengan wanita di depan teman-temannya sungguh menjijikan.

Tunggu, namja yang ada disitu jumlahnya ada enam dan bertindik semua dan ada dua dari mereka yang memiliki tindik banyak di telinganya yang salah satunya sedang bercumbu dengan wanita penggoda.

Eunhee duduk di pojok sofa di samping Yi Mei yang sudah berceloteh dengan salah satu dari mereka yang memiliki lesung pipi.

“Yi Mei, dia temanmu?

“Ah ya dia temanku Chen-ge”

Ada yang menanyakan Eunhee yang di panggil Chen-ge oleh Yi Mei mungkin itu namanya, dan Eunhee hanya tersenyum simpul padanya.

Sebenarnya Eunhee begitu risih melihat lelaki di hadapannya yang tanpa canggung bermesraan dengan seorang wanita yang bahkan bukan kekasih mereka di depan orang banyak, tapi pergi dari sana juga tak menjamin membuat dirinya lebih baik.

Terlihat ada kursi kosong di depan meja bar dan Eunhee beranjak dari tempat yang menurutnya menjijikkan ke kursi tersebut. Setelah duduk Eunhee memesan minuman pada barrista yang sedang mengelap gelas yang akan di pakainya.

Agak jauh dari tempat duduk Eunhee seorang lelaki memandangnya dengan tatapan mesum, sepertinya pakaian Eunhee tidak terlalu minim tapi kenapa juga masih ada yang melirik nakal padanya.

“Hai, kenapa kau sendiri, bolehkah aku menemanimu”

Lelaki yang sedari tadi memandangnya mendekat dan seperti mencoba menggodanya, Eunhee menatapnya risih.

“Aku ingin sendiri”

“Yah,,kenapa kau jual mahal nona” semakin bertingkah lelaki itu karna dia berani menyentuh janggut Eunhee, tak suka di perlakukan seperti itu Eunhee mencoba menepis tangan lelaki itu dan membuatnya naik darah dan telapak tangannya siap mencengkram muka Eunhee namun tiba-tiba tangan lelaki itu di tahan seseorang.

“Permisi, dia sudah menjadi milikku”

Entah siapa dia yang jelas dia sudah berhasil membuat lelaki mesum itu pergi dari hadapannya dan Eunhee bisa bernafas lega.

“kenapa pindah kesini, bukankah tadi kau bersama Qi Luo?”

Eunhee menatap namja yang telah mengusir pengganggu tadi yang ternyata salah satu dari enam namja yang bersama Qi Luo dan Yi Mei tadi, namja yang memakai anting perak di telinga sebelah kiri dan memakai kaLung rantai dengan rambur di cat coklat gelap.

“Xie xie, aku hanya risih melihat temanmu yang bermesraan disana”

Namja itu tersenyum sambil duduk mengarah pada teman-temannya dan mengulurkan tangannya pada Eunhee.

“Aku Luhan, kau?” Eunhee menatapnya sejenak kemudian menyambut tangannya.

“Eunhee”

“Oh,,,kau orang korea”

Eunhee hanya menjawab dengan gumaman sambil meneguk minumannya yang hampir habis.

“Sudah lama tinggal di Beijing?”

Apakah namja di hadapannya ini seorang wartawan yang sedang mencari informasinya atau bagaimana sebenarnya Eunhee malas menjawab pertanyaan namja ini tapi dia bertanya dengan terus memasang senyumnya.

“Apa begini caramu menggoda wanita disini?”

“Hem,,aku tak pernah menggoda wanita di sini, mereka sendiri yang datang padaku”

Memang tak heran jika namja bernama Luhan ini di dekati banyak wanita, dia tampan dan cukup ramah meskipun dengan orang yang baru di kenalnya.

“Jadi,,berapa lama kau tinggal di Beijing?” Luhan mengulangi pertanyaanya.

“Baru tiga tahun ini, berikan aku satu botol lagi”

Luhan menatap Eunhee intens, dia menilai Eunhee gadis yang cantik dan wajahnya polos tapi ternyata tidak sepolos yang Luhan fikirkan, Eunhee adalah gadis yang cuek dan sedikit menarik.

“Apa kau punya banyak masalah?”

“Sepertinya kau bisa menebak, tapi aku tak ingin membahasnya” Eunhee menjawab tanpa menoleh kepada Luhan dan memilih menikmati minuman di depannya.

Luhan terus memperhatikan gadis di sampingnya yang sudah menghabiskan dua botol wisky, begitu beratkah beban dalam hidupnya sampai melampiaskannya pada minuman beralkohol itu dan mampu menghabiskannya dua botol sekaligus bahkan sekarang Eunhee meminta satu botol lagi.

“Hei cukup,,,kau sudah mabuk”

“Wae,,,kau siapa melarangku,,,aku membeli minuman ini dengan uangku sendiri”

Eunhee meracau dengan bahasa korea dan tak sulit bagi Luhan untuk mengerti karna dua dari lima teman yang bersamanya juga berasal dari korea dan Luhan juga pernah mewakili sekolahnya dalam pertukaran pelajar ke korea.

Qi Luo mendekati Eunhee yang sudah menelungkupkan wajahnya di atas meja bar dan terus di pandangi Luhan dari samping.

“Lu-ge, apa Eunhee mabuk”

“Sepertinya begitu, dia sudah menghabiskan 2 botol wisky, apa masalahnya begitu berat”

Pandangan Luhan tak sedikitpun beralih dari Eunhee yang masih menelungkupkan wajahnya yang mungkin sudah setengah sadar karena banyak minum.

“Kehidupannya sangat menyedihkan, tapi dia masih beruntung karna dia bisa kuliah karna mendapat beasiswa jika tidak, dia akan menjadi wanita yang lebih menyedihkan meski dengan otak cerdas karna ayah tirinya tak mau membiayai kuliahnya” terang Qi Luo panjang lebar.

“Apa dia baru pertama minum?”

“Tidak, dia sering minum tapi tidak sampai semabuk ini”

Namja berlesung pipit yang bernama Yixing mendekat dan merangkul Qi Luo kemudian mengajaknya pergi di susul teman-temannya, Yi Mei bersama Xiumin dan ketiga teman lainnya Chen, Tao dan Kris yang tadi bercumbu dengan wanita di hadapan temannya melenggang sendiri tanpa membawa serta wanita-wanita tadi.

“Lu-ge,,kami pulang dulu tolong antarkan Eunhee, atau kau ajak saja dia ke rumahmu” Yi Mei berkata sambil berlalu meninggalkan Luhan dan Eunhee.

“Hei,,mana bisa seperti itu,,aku tak tau dimana rumahnya” Luhan berseru pada teman-temannya tapi tak di hiraukan karna mereka sudah keluar dari tempat itu.

Tak mungkin membawa Eunhee ke rumahnya yang pasti tidak di ijinkan oleh ayahnya dan juga Luhan tak tau di mana rumah Eunhee akhirnya Luhan memutuskan membawanya ke sebuah hotel di dekat bar tersebut.

Luhan berjalan menuju salah satu kamar di hotel tersebut sambil memapah Eunhee yang tak sadarkan diri karna mabuk terkadang Eunhee juga bergelayut di leher Luhan dan membuat nafasnya mengenai leher Luhan, dan sebagai lelaki normal mendapat hal seperti itu pasti membuat ‘”hasrat” lelakinya muncul.

Setelah memasuki kamar dengan single bed yang cukup besar kemudian merebahkan tubuh Eunhee namun tangan Eunhee masih memeluk erat leher Luhan dan membuat Luhan sulit berdiri dan jarak wajahnya dengan Eunhee sangat dekat.

Sadar atau tidak sadar kini Luhan sudah mencium Eunhee yang telah membuka matanya dan setelah itu mereka melakukan hal yang tak seharusnya mereka lakukan.

#

6 tahun kemudian

Seorang wanita sedang mengemasi barangnya kedalam koper besar di bantu seorang anak berusia 5 tahun dengan memasukkan bajunya asal membuat wanita di sebelahnya tersenyum karena tingkah lucu anak itu.

“Hyunki-ah,,,” wanita itu memanggil anak itu yang bernama Hyunki tapi anak itu tak menghiraukan panggilannya yang tak lain adalah ibunya.

“Xiao Lu,,,” ibunya memanggil lagi tapi dengan nama yang berbeda dan anak itu menoleh kearahnya dengan wajah polos membuat sang ibu gemas dengan anaknya kemudian menyuruh anaknya mendekat padanya dan mengusap rambut lurus hitam miliknya.

“Sebenarnya namamu Hyunki atau Xiao Lu,,hemm,,”

“Aku suka di panggil Xiao Lu omma” jawaban polos yang keluar dari mulut kecilnya dan membuat ibunya tertawa kecil.

“Ne,,,arraso,,,omma akan memanggilmu Xiao Lu” Hyunki tersenyum pada ibunya kemudian memeluknya.
Alasan kenapa dia memanggilnya dengan Xiao Lu karena anak itu sangat menyukai rusa dan bagi ibunya Hyunki adalah rusa kecilnya, dan Xiao Lu berarti rusa kecil dalam bahasa Cina, mengingat Cina wanita itu tak ingin kembali kesana yang telah membuat seluruh hidupnya berubah.

“Noona,,Eunhee noona,,”

Dari Luar kamar seseorang memanggil Eunhee dan mengetuk pintu kamarnya.

“Nde,,masuklah”

Seorang namja yang terlihat lebih muda dari Eunhee masuk dengan penampilan yang sudah rapi dan siap untuk pergi.

“Kau sudah siap?”

“Ah ne,,,aku hanya tak banyak membawa barang, yang banyak hanya milik Hyunki”

“Samchon Joongin aku ingin di gendong”

“Aish,,,paman tidak bisa,,,lihat paman harus membawa tas mu”

Laki-laki itu bernama Joongin sepupu Eunhee yang diminta Eunhee untuk membawanya ke Seoul, tinggal di pedesaan seperti ini sulit mencari pekerjaan dan Hyunki yang semakin tumbuh juga semakin banyak pula kebutuhan yang dia butuhkan meski nantinya dia hanya berjualan makanan pinggir jalan seperti teobokki dan menjual soju.

Uang tabungan yang selama ini di kumpulkannya masih cukup untuk membeli sebuah mobil bekas yang bisa di pakai untuk berjualan.

Hidupnya memang semakin berat semenjak dia hamil di luar nikah dan di usir ibunya karna telah membuatnya malu tapi selelah dan seberat apapun kini jika sudah melihat senyum dan tawa Hyunki anaknya semua beban terasa ringan.

Selama perjalanan Hyunki bercanda bersama pamannya Joongin dan sampai akhirnya lelah dan tertidur di pangkuannya.

“Noona”

“Mmm”

“Kalau kau berjualan nanti, Hyunki bagaimana?”

“Aku akan berjualan usai dia sekolah Joongin-ah, oh ya kau sudah mendapat info tentang bagaimana sekolah Hyunki nanti?”

“Nde noona, salah satu pengajarnya teman sekolahku dulu”

“Baguslah kalau begitu”

Joongin tersenyum menanggapi Eunhee kakak sepupunya yang sudah seperti kakak kandungnya sendiri semenjak kecil mereka sudah akrab tapi karna berbagai kejadian yang menimpa hidup Eunhee membuatnya dan keluarga bibinya jauh namun setelah Eunhee datang kembali dengan keadaan yang menyedihkan dari Cina bibinya menyuruhnya tinggal bersamanya.

“Noona akan tinggal di rumahmu sampai noona bisa menyewa rumah sendiri Joongin-ah”

“Tenanglah noona, kau bisa tinggal di sana selama kau mau aku juga tinggal sendiri”

“Gumawo Joongin-ah,,,aku sudah banyak merepotkanmu juga paman dan bibi”

Joongin menganggukkan kepalanya sembari tersenyum kepada kakak sepupunya yang begitu ia sayangi.

#

Entah sampai kapan kehidupan yang di rasa berat harus di rasakan oleh Eunhee, sekarang Eunhee harus berusaha sendiri menghidupi anak semata wayangnya yang sudah mulai bersekolah tapi untung masih ada Joongin yang mau membantunya setelah pulang kerja jika tidak lembur dia datang ke kedai Eunhee.

Seperti sekarang ini setelah pekerjaannya selesai Joongin membereskan meja kerjanya dengan cepat dan bersiap pulang untuk membantu kakaknya, namun sebelum beranjak dari situ salah satu teman kerjanya mengajaknya pergi makan.

“Joongin-ah, sekarang ku lihat jika pekerjaanmu selesai kau buru-buru sekali pergi”

“Oh, aku harus membantu kakak sepupuku”

“Kakak sepupu?”

“Mmm,,,dia baru datang ke Seoul dan berjualan di sebrang jalan dari kantor ini”

Mereka hanya mengangguk mengerti dan salah satu dari  mereka seperti menyesali karna Joongin menjadi tidak bisa di ajak makan bersama lagi usah kerja.

“Bagaimana kalau kalian coba makan di sana, masakan kakakku enak”

“Benarkah, baiklah ayo kita kesana”

Beberapa orang setuju dengan dengan usulan Joongin, dan bergegas membereskan meja kerja masing-masing, saat memasuki lift mereka melihat managernya juga sudah bersiap pulang dan bersiap masuk ke dalam lift dan di sambut hormat oleh karyawannya.

Orang yang di panggil manager Lu ini memang akrab dengan karyawannya termasuk Joongin dan temannya Sehun.

“Apa kalian langsung pulang?” manager Lu bertanya pada para karyawannya untuk memcah keheningan yang terjadi didalam lift.

“Kami akan pergi ke kedai depan kantor manager, apa anda mau ikut?” jawab Sehun yang juga menawarkan ajakan kepada mangernya untuk ikut dengan mereka.

“Benar manager, yang berjualan kakak Joongin dan katanya makanan buatannya enak, jadi kami mau mencobanya” lanjut yang lainnya, manager Lu terlihat berfikir sejenak kemudian mengangguk dan memutuskan untuk ikut serta dengan karyawannya.

Eunhee tidak terlaLu sibuk di dalam kedainya karna belum banyak pelanggan yang tahu bagaimana makanan yang di jualnya meski begitu Eunhee tetap sabar dan tetap membuat makanan yang terbaik untuk di jual.

Sesekali juga Eunhee melirik apa yang dilakukan oleh anaknya dan sekarang rusa kecilnya sedang memutar-mutar benda kotak berwarna-warni yang dinamakan rubik.

“Xiao Lu,,,apa kau bisa memainkannya?”

“Aku sedang mencobanya omma,,tapi kenapa ini sulit sekali”

“Tunggu pamanmu datang dan mintalah untuk membantumu”

“Apa samchong Joongin bisa omma?” Hyunki bertanya dengan mata berbinar berharap pamannya bisa mengajarinya bermain rubik.

Sesaat kemudian suara beberapa orang agak riuh memasuki kedai kecilnya, Joongin datang bersama rekan-rekan kerjanya dan di sambut senyum sumringah dari Eunhee yang memang dari tadi mengharapkan lebih banyak lagi pelanggan namun salah satu dari mereka menyita perhatian Eunhee, wajah yang tak asing baginya meski bertahun-tahun tak melihatnya.

Dia, yang tak bisa dilupakan begitu saja karna telah meninggalkan bekas dalam hatinya dan dalam kehidupannya.

Yang telah membuat seluruh hidupnya berubah lebih menderita namun juga memberikan satu kebahagiaan yang bisa menutupi semua kesedihannya.

Namja itu belum melihat wajahnya Eunhee memang sengaja menghindar dan menyuruh Joongin yang mengambil dan memberi apa yang mereka inginkan.

Eunhee duduk di samping anaknya yang masih sibuk dengan rubik di tangannya serta sesekali melihat kepada Joongin menunggu sang paman selesai melayani pembeli dan setelah selesai, Joongin duduk bersama teman-temannya di meja pelanggan.

Hyunki berlari kecil menghampiri sang paman yang tengah asik mengobrol bersama mereka dan setelah Hyunki mendekat semua menatap Hyunki.

“Samchong” Hyunki menarik-narik baju milik Joongin

“Mmm” Joongin menundukkan sedikit badannya kearah Hyunki

“Kau bisa memainkan ini paman?”

“Rubik? Dari mana kau mendapatkan ini?”

“Jung seosangnim yang memberikannya padaku”

“Oh,,dia anak kakakmu Joongin?” tanya Sehun.

“Ne,,namanya Hyunki tapi dia lebih suka di panggil Xiao Lu”

Manager Lu menengok melihat anak itu yang senang di panggil Xiao Lu, panggilan yang sama dengannya waktu dia kecil.

“Lihatlah dia mirip sekali dengan manager Lu” kata rekannya yang lain.

Teman-teman Joongin memandang Hyunki dan maneger Lu bergantian dengan wajah heran.

“Benar dia mirip denganmu manager”

Eunhee yang mendengar dari dalam melebarkan matanya jantungnya berdegub lebih kencang dari sebelumnya dia mematung di tempatnya, bukan hanya kebetulan jika mereka mirip tapi memang darah manager Lu yang tak lain adalah Luhan namja yang tak pernah bisa di Lupakan Eunhee mengalir dalam tubuh Hyunki karna dia adalah anak Luhan.

Dan itu membuatnya mengingat kembali kejadian beberapa tahun lalu pagi hari setelah Luhan dan Eunhee yang setengah sadar melakukan hubungan yang tak seharusnya di lakukan Eunhee yang baru membuka matanya melihat Luhan mengeluarkan beberapa lembar uang dari dalam dompetnya dan menaruhnya di atas bantal yang di pakai Luhan.

Hal itu yang membuat hati Eunhee sakit, saat Luhan berada di dalam kamar mandi Eunhee dengan segera pergi dari hotel tanpa sepengetahuan Luhan.

“Ajussi,,,bisakah kau mainkan ini untukku?” suara Hyunki membuyarkan lamunan Eunhee dan melihat anaknya sudah berdiri di samping Luhan sambil menyodorkan rubik yang di pegangnya pada Luhan.

Luhan tersenyum kemudian mengambil rubik dari tangan Hyunki dan memainkannya tak lebih dari 2 menit. Mata Hyunki berbinar saat melihat Luhan memainkan rubik dengan cekatan dan dapat menyelesaikannya dengan cepat.

“Ini,,”

“Woaaahh,,,daebak,,ajussi keren, aku mau di ajarkan ajussi”

Eunhee seakan ingin keluar mengambil Hyunki dan melarangnya berdekatan dengan Luhan tapi Eunhee juga tak ingin Luhan melihatnya.

.
.
.

TBC

Comments

  1. wah thor,,,,suka bngtz,,lnjutannya dong

    ReplyDelete
    Replies
    1. lanjutnya msih belum,,,,sabar dulu ya,,, :D

      makasih uadah mampir,,, ^^

      Delete
    2. huaa,,nungguin yg ini nih,,,,penasaran bngtz,,,hbsnya crtanya bgus,,,

      Delete

Post a Comment

Youre Still My Wife

You’re Still My Wife( part 11)

You’re Still My Wife( part 6)

He’s Your Son (5/?)