He’s Your Son (2/?)


Author :  Fujiwara Yumi
Genre : Ga tau ini Genrenya apa :D
Main cast : Song Eun Hee, Luhan, Song Hyun Ki, Kim Joong In, Kim Jongdae (chen)
Other cast : Silahkan di cari sendiri ^^

Perhatian!!
Semua FF yang saya buat berdasarkan pemikiran sendiri, inspirasi kebanyakan dari drama atau kehidupan pribadi, No Copy n No Bash.
Jangan bingung saat baca karna q ga kasih Point Of View (POV) tapi q kasih pembatas, dan AWAS!! banyak typo bertebaran. ^^

Happy Reading

Eunhee masih mengingat malam saat Luhan datang bersama Jongin dan memainkan rubik untuk Hyunki, dia tidak ingin Luhan tahu kalau Hyunki adalah anaknya, Luhan tak boleh tahu apapun yang terjadi.

Tapi bukankah dirinya dan Luhan hanya bertemu satu kali saja di bar waktu itu meski pada akhirnya mereka melakukan hal itu, mungkin saja Luhan sudah lupa padanya.

Menyakitkan memang jika seandainya Luhan melupakannya, bukan apa-apa tapi apakah semudah itu seorang namja melupakan gadis yang ditidurinya, dan mungkinkah karna sudah terbiasa meniduri wanita.

Eunhee menghela nafas berat, kenapa dia harus melihat namja itu lagi dan bagaimana bisa dia sekarang berada di Korea, dunia terasa sempit.

“Jongin-ah” panggil Eunhee.

“Ne noona”

“Tadi…yang datang bersamamu siapa?”

“Mereka teman-teman kerjaku”

“Yang memainkan rubik untuk Hyunki?”

“Ah dia managerku, sebenarnya dia orang Cina tapi dia di pindah tugaskan ke Korea, memangnya kenapa noona?”

“Tidak apa-apa, hanya saja dia pintar memainkan rubik” jawab Eunhee asal dengan sedikit gugup.

Joongin merasa aneh dengan sikap kakaknya yang tiba-tiba menanyakan Luhan dan terlihat gugup.

“Apa noona mengenalnya?” Tanya Jongin lagi.

“Eoh? a…aniya aku tidak mengenalnya” jawab Eunhee gugup.

“Sudah, aku istirahat dulu takut Hyunki terbangun, kau juga cepatlah tidur besok kau masih harus bekerja kan” lanjut eunhee kemudian.

Eunhee masuk kedalam kamarnya meninggalkan Jongin yang masih menatapnya bingung dengan sikap kakaknya yang gugup saat menanyakan Luhan, padahal dia bilang tidak mengenalnya.

#

“Lu-ge, kami pulang dulu tolong antarkan Eunhee, atau kau ajak saja dia ke rumahmu” Yi Mei berkata sambil berlalu meninggalkan ku dan Eunhee.

“Hei, mana bisa seperti itu, aku tak tahu dimana rumahnya” aku berseru pada teman-temannya tapi tak di hiraukan karna mereka sudah keluar dari tempat ini.

“Hemm…bagaimana ini, Eunhee…” aku menggoncang tubuh Eunhee pelan, namun hanya gumaman yang keluar dari mulutnya tanpa membuka matanya sedikitpun dan tetap masih dengan posisi yang sama.

“Aku harus membawanya kemana, ah didekat sini ada hotel ku bawa saja kesana”

Aku berjalan menuju salah satu kamar di hotel tersebut sambil memapah Eunhee yang tak sadarkan diri karna mabuk, terkadang Eunhee juga bergelayut di leher ku dan membuat nafasnya mengenai leher, dan sebagai lelaki normal mendapat hal seperti itu pasti membuat ‘”hasrat” lelakiku muncul.

“Eunhee..jangan seperti ini, ah…kenapa kau harus minum banyak sampai seperti ini”

Setelah memasuki kamar dengan single bed yang cukup besar kemudian ku rebahkan tubuh Eunhee, namun tangan Eunhee masih memeluk erat leher ku dan membuat ku sulit berdiri dan jarak wajahku dengan Eunhee sangat dekat.

Dilihat dari jarak sedekat ini, Eunhee ternyata lebih cantik dari biasanya yang kulihat dari jarak jauh. Aroma tubuhnya membuatku seperti tersihir untuk mencium bibirnya dan melumatnya, saat ini aku bagaikan berada di tengah-tengah hamparan taman bunga bersama Eunhee.

Tapi tiba-tiba bunga yang tadinya bermekaran dengan indahnya, mengapa pelan-pelan menjadi layu dan kering. Dan Eunhee kemana dia, bukankah tadi dia berada dalam pelukanku?

Aku mencari kesana kemari dan yang kulihat hanya hamparan tanah kosong dan kering serta bunga yang telah layu. Aku mencoba memanggil namanya sekeras mungkin agar Eunhee mendengar, tapi tetap tak kudapati keberadaannya.

“EUNHEE…”

#

Luhan terperanjat bangun dari tidurnya dengan keringat dingin yang membasahi seluruh tubuhnya.

Mimpi yang sering datang dalam tidurnya selama hampir 6 tahun lamanya, mimpi dimana saat Luhan membawa Eunhee ke hotel dan tiba-tiba menghilang begitu saja.

Luhan menutup wajahnya dengan telapak tangan dan menghela nafas berat kemudian mengambil gelas berisi air putih yang berada di meja samping tepat tidurnya dan meneguknya sampai habis.

“Heemm…” Luhan mendesah sekali lagi dan melirik jam, ternyata masih pukul 3 pagi dan jika harus memejamkan mata kembali dirasa tak mungkin bisa.

Luhan berjalan meninggalkan tempat tidurnya dan mengambil kaos yang tergeletak di atas kursi kemudian memakainya, udara di musim panas membuatnya enggan tidur dengan memakai baju meski kamarnya sudah dilengkapi dengan pendingin ruangan.

Kemudian Luhan kembali duduk di tepi ranjangnya, matanya menerawang keluar jendela kamar yang tak tetutup gorden dan membuat cahaya dari luar masuk kedalam kamarnya.

Nama gadis asal korea yang memang baru pertama ia temui namun sering ia lihat dan karna kekhilalafannya, Luhan melakukan hal yang selama ini ia hindari meski dalam hidupnya sering dikelilingi wanita sexy yang menggoda.

“Eunhee…sebenarnya apa yang terjadi padamu, kenapa kau selalu ada dalam mimpiku”

Sejak saat itu pula Luhan tak pernah bisa melupakan Eunhee, Luhan memang sering melihat Eunhee sebelum mereka bertemu didiskotik malam 6 tahun yang lalu.

Flashback

Luhan terlihat sedang bersama lima kawannya duduk dikantin kampus sambil memainkan ponselnya, sedang temannya yang bernama Kris sedang asik menebarkan ketampanannya di hadapan beberapa mahasiswi yang lewat didepan mereka.

Namun saat tak sengaja tatapan luhan lepas dari layar ponselnya dan melihat kearah depan, ada seseorang yang menyita perhatiannya berjalan meninggalkan kantin bersama dua orang temannya yang sudah dikenal Luhan.

“Qi luo, Yixing-ge sepertinya memanggilmu” kata Yi mei pada sahabatnya.

Qi luo memandang kearah gerombolan anak laki-laki di pojokan kantin yang salah satunya ada kekasihnya Yixing yang juga teman Luhan.

“Sepertinya tidak, mungkin kau saja yang ingin bertemu Xiumin”

Yi mei hanya tersenyum mendengar penuturan Qi luo yang membenarkan bahwa dia ingin bertemu dengan Xiumin, tapi dia terlalu malu jika harus datang kearah Xiumin sendirian.

Melihat senyum Yi mei, Qi luo sedikit memutar bola matanya yang sudah tahu maksud dari sahabatnya itu.

“Baiklah kita kesana, Eunhee apa kau mau ikut kami?” tanya Qi luo.

“Eum? Sepertinya tidak, aku harus segera pulang, jika tidak ayah tiriku pasti akan sangat marah” tolak Eunhee tanpa mengalihkan pandangannya dari layar ponsel.

Kedua sahabatnya hanya tersenyum simpul, sebenarnya mereka prihatin dengan keadaan Eunhee yang selalu diatur oleh ayah tirinya, tapi mereka tak bisa berbuat apapun untuk membantu Eunhee.

“Aku pulang dulu ne” pamit Eunhee dengan sedikit bahasa korea.

“Ne, anyeong” jawab kedua temannya juga dengan bahasa korea yang mereka pelajari dari Eunhee.

Luhan mengamati mereka dari tempat duduknya, dan merasa sedikit kecewa saat Eunhee tak ikut dengan kedua temannya untuk menghampiri teman-temannya.

Dan sejak saat itu pula Luhan menjadi seperti penguntit yang selalu berada tak jauh dari Eunhee, tapi Luhan terlalu ciut nyalinya meski hanya untuk sekedar berkenalan dengan Eunhee.

Sampai pada akhirnya saat suatu hari Luhan meminta Qi luo dan Yi mei untuk datang ke sebuah diskotik, tapi mereka juga harus membawa Eunhee.

“Lu-ge, apa kau menyukai temanku itu?” tanya Yi mei

“Tidak, aku…hanya ingin berkenalan dengannya”

“Ah, pasti kau menyukainya, baiklah nanti malam akan ku ajak dia, kebetulan hari ini dia ulang tahun” terang Yi mei.

“Benar, tapi sepertinya dia tak ingin merayakan ulang tahunnya” tambah Qi luo.

Mendengar kedua gadis ini berbicara tentang ulang tahun Eunhee, Luhan merasa harus menyiapkan sebuah kado, memang terdengar sedikit aneh pasalnya mereka belum kenal satu sama lain.

Tapi mengapa Luhan harus memberikan sesuatu untuk diberikan kepada Eunhee sebagai hadiah di ulang tahunnya.

Flashback end

Luhan sudah rapi dengan kemeja biru dan dasi berwarna biru lebih tua juga jas berwarna abu gelap membuatnya terlihat sangat tampan, tapi wajahnya tak menampilkan semangat seperti penampilannya.

Karna mimpinya, Luhan tak lagi bisa memejamkan mataya sampai matahari terbit. Dan itu membuatnya terlihat begitu lelah.

Hari ini juga luhan memutuskan tidak membawa mobilnya dan berangkat dengan naik bus, setelah sampai di halte yang dia tuju, Luhan masih harus berjalan beberapa meter kearah kantornya karena halte yang berada sedikit jauh dari kantornya.

Dari arah yang berlawanan Eunhee berjalan sendirian setelah mengantar Hyunki kesekolahnya, Eunhee berjalan sambil melihat kearah depan sampai akhirnya dia menyadari sesosok namja yang pernah ia kenal meski hanya semalam.

Eunhee berhenti sejenak, dia tak tahu harus berbalik arah atau menghindar kemana, tapi Eunhee berfikir sejenak.

‘kenapa aku harus menghindar, aku bertemu dengannya hanya sekali dan itu sudah sangat lama, mungkin dia sudah lupa’ fikir Eunhee.

Tanpa berfikir lagi, Eunhee melanjutkan pejalanannya sampai pada akhirnya Eunhee dan Luhan saling berpapasan.

Tak terjadi apa-apa, dan Eunhee bernafas lega sambil terus melangkah, namun tiba-tiba Luhna berhenti setelah melewati Eunhee.

“Eun…hee” gumam Luhan, tapi Eunhee bisa mendengarnya dengan jelas,  membuatnya terperanjat dan menghentikan langkahnya sejenak tapi Eunhee segera melanjutkan langkahnya sebelum Luhan menyadarinya.

“Eunhee”

Kini Luhan dengan jelas memanggilnya, Eunhee semakin mempercepat langkahnya tapi Luhan menahan lengannya yang membuatnya mau tidak mau harus berhenti.

“Eunhee, kaukah itu?” tanya Luhan.

“A..Ani, maaf kau salah orang” kilah Eunhee.

Eunhee melepaskan genggaman tangan Luhan dan kembali berjalan, tapi Luhan lagi-lagi menahannya dan masih bersikeras memastikan kalu dia Eunhee, wanita yang selama ini dia cari.

Dalam hati Eunhee, dia tak boleh dengan mudah mengakuinya karna tak ingin berurusan lagi dengan Luhan, namja yang telah menghamilinya meski pada dasarnya mereka sama-sama mau.

Tapi perlakuan Luhan yang waktu itu dia lihat sudah cukup melukai hati kecilnya dan tak ingin lagi bertemu dengan Luhan.

“Maaf, tapi aku bukan orang yang kau maksud”

Akhirnya Luhan melepaskan Eunhee dan membiarkannya pergi, meski begitu Luhan masih yakin kalau yeoja itu adalah Eunhee.

‘Apakah dia sudah melupakanku?’

‘Kalaupun dia lupa, seharusnya jika ku panggil namanya dia menjawab, tapi dia bilang kalau dia bukan Eunhee’

‘Apa dia menghindari ku? Tapi kenapa?’

Luhan sibuk menerka-nerka apa yang baru saja terjadi sampai para karyawan yang menyapanya tak dia hiraukan sama sekali dan membuat mereka heran karna tingkahnya yang aneh hari ini.

#

Eunhee beberapa kali menghela nafasnya sambil menata tenda, meja juga kursi untuknya berjualan, mengingat dia bisa menghindari Luhan membuatnya berulang kali merasa lega.

Dari samping Hyunki memandangi ibunya yang terus menghela nafas dan membuatnya mendekat pada ibunya yang tengah sibuk menata meja dan kursi.

“Omma, apa kau lelah?” tanya Hyunki.

Eunhee menatap anaknya dengan tersenyum lalu menggelengkan kepalanya.

“Tapi omma trelihat sangat lelah, aku akan membantumu omma”

Hyunki mulai mengambil kursi yang tak terlalu besar darinya dan menaruhnya di dekat meja kemudian mengambil kursi lain dan menaruhnya lagi di dekat meja.

Melihat wajah polos milik Hyunki sudah cukup menghilangkan lelah dan beban yang ada dalam hidupnya.

Sebenarnya Eunhee merasa sedih karna akhir-akhir ini Hyunki menanyakan tentang ayahnya, katanya beberapa teman di sekolahnya selalu menanyakan apa pekerjaan ayah dan ibunya, tapi hyunki hanya bisa menjawab tentang ibunya karna memang dari dia lahir tak mengenal siapa ayahnya.

Menjelaskan yang sebenarnya kepada Hyunki siapa ayahnya bukan hal mudah baginya, bagaimana kalau Hyunki bertanya bagaimana dulu dia bertemu dan menikah, padahal dia sama sekali belum pernah menikah.

Hyunki memang hanya seorang anak berumur 5tahun, tapi bisa saja apapun ia tanyakan seperti halnya pernikahan meski dia sendiri tak mengerti menikah itu apa.

“Permisi” seseorang datang ke kedai Eunhee.

“Ne…maaf kami belum buka” jawab Eunhee sambil menoleh kearah orang tersebut.

“Benarkah, maafkan aku” kata orang tersebut sambil menunduk.

Eunhee balas menunduk, dan setelah itu pandangan mereka bertemu. Satu sama lain seperti mencoba mengingat sesuatu tentang siapa masing-masing yang di depan mereka.

“Eumm…sepertinya aku pernah melihatmu” kata orang itu.

“Iya, sepertinya aku juga pernah melihatmu” balas Eunhee.

Dia terlihat lebih keras berfikir, dan dari wajahnya seperti menemukan sesuatu dari ingatannya yang sedari tadi berusaha ia ingat siap Eunhee.

“Ah…bukankah kau teman Yi mei” tebaknya.

“Yi mei…ah ya dia temanku saat di cina”

Mendengar nama Yi mei, Eunhee jadi mengingat kenangan bersama kedua sahabatnya saat di cina dulu. Dan dimana sekarang mereka berdua.

“Tapi kau…” lanjut Eunhee menggantung.

“Aku, Jongdae saat di cina dulu aku dipanggil Chen, dan kita pernah bertemu saat di bar”

Otak Eunhee seakan memutar kembali kejadian beberapa tahun lalu saar di bar bersama Yi mei dan Qi luo dan duduk bersama 6 teman laki-lakinya di sana.

‘Yi Mei, dia temanmu?’

‘Ah ya dia temanku Chen-ge’

Kini Eunhee mengingat siapa namja yang sekarang sudah duduk di hadapannya ini, salah satu teman kedua sahabatnya dan juga teman Luhan, ah mengapa dia harus mengingat Luhan lagi.

Pertemuan tak sengajanya tadi pagi sudah membuat pikiran Eunhee kembali mengingat Luhan dan mungkin sulit lagi untuk di hapus.

“Eunhee, kau melamun?” suara Chen membuyarkan lamunannya.

“Ah…mian, akhir-akhir ini memang aku sedikit lelah.

“Sebaiknya banyak istirahat” Eunhee hanya membalas dengan senyuman.

Chen juga tak lupa menanyakan siapa anak yang bersama Eunhee, dan Eunhee juga tegas menjawab bahwa dia anaknya.

“Ku pikir, dia mirip…Luhan”

Nama itu lagi yang di dengar Eunhee, apakah hidupnya sekarang sudah tak bisa lagi lepas dari nama Luhan?

“Mungkin hanya mirip saja”

“Begitukah”

“N..ne”

Eunhee jelas terlihat gugup tapi dengan cepat mengalihkan pembicaraan kearah lain sampai Chen tak menyadarinya. Apapun mereka bicarakan sampai hari mulai gelap karna malam dan Chen akhirnya berpamitan.

Tapi setelah itu Jongin datang dan dia tak sendiri, dia datang bersama temannya Sehun dan juga bersama Luhan.

Tak ingin Luhan melihatnya, Eunhee masuk kesebelah kedainya dan lagi-lagi Jongin yang harus melayani permintaan pelanggan sendirian.

“Oh…ahjussi” Hyunki berlari kecil kearah Luhan.

“Hyunki” Luhan terlihat lebih sumringah dari sebelumnya setelah melihat Hyunki menghampirinya.

“Bagaimana, apa kau sudah bisa memainkan rubik?” tanya Luhan.

Hyunki menggelengkan kepalanya sambil mengerucutkan bibir mungilnya dan membuat Luhan yang melihatnya merasa gemas kemudian mencubit kecil pipi cubbyu Hyunki.

“Baiklah, bawa kemari rubiknya, paman akan mengajarimu” lanjut Luhan.

Hyunki sangat senang mendengar Luhan berkata akan mengajarinya bermain rubik dan dengan segera pergi kedalam mengambil rubiknya dan kembali ke bangku dimana Luhan duduk.

“Nah, lihatlah kau hanya cukup melihat warna yang paling mungkin terlebih dulu di susun lalu…”

Luhan mulai mengajari bagaimana menyusun rubik agar warnanya menyatu dan dari dalam Eunhee hanya bisa melihat dengan sedikit tersenyum. Entah sadar atau tidak Eunhee benar-benar tersenyum melihat Hyunki anaknya dan Luhan terlihat akrab meski baru dua kali bertemu.

#

Udara pagi yang begitu segar hari ini menambah semangat Eunhee yang sedang menggandeng tangan mungil milik Hyunki menuju sekolahnya.

Hyunki juga selalu tersenyum sepanjang jalan sambil melihat rubik yang ia genggam di sebelah tangannya.

“Kau sudah bisa menyusunnya?” tanya Eunhee.

“Em” jawab Hyunki singkat sambil menganggukkan kepalanya.

“Sedikit lagi omma, lihat aku bisa menyusun sebelah warna”

Eunhee tersenyum melihat Hyunki yang terlihat begitu senang bisa menyusun rubiknya meski baru sebelah saja yang bisa dia susun.

“Hyunki” Eunhee dan Hyunki menoleh kearah suara yang memanggil nama Hyunki di depan mereka berdua.

“Lu…han” sebut Eunhee pelan.

.
.
.
TBC
Maaf ya readers tersayang, kalo FF q lama keluarnya, ini karna selain lagi ga bisa berkhayal juga karna q sibuk di dunia nyata *kq malah curhat :3

Kritik dan saran tetap ditunggu, tapi jangan kasih kritik kalau tidak kasih saran ya… ^_^

Comments

  1. Thor..kajja lnjutannya..pnsaran ni

    ReplyDelete
    Replies
    1. sabar say,,,lagi nyelesein still wifenya,,, :D

      Delete
  2. Ok deh....still wife nua d tnggu jg..tp jrak nya jgn lama2 ne thor..kburu pnsaran smpe menghayal hayal lnjutannya...

    ReplyDelete
  3. kpan dilanjutin thor????

    ReplyDelete

Post a Comment

Youre Still My Wife

You’re Still My Wife( part 11)

You’re Still My Wife( part 6)

He’s Your Son (5/?)