You’re Still My Wife( part 7)


Author :  Fujiwara Yumi
Genre : Romance, Married Life
Main cast : Lee Jung Hyun, Luhan, Kris, Kim Jinni
Other cast : Silahkan di cari ^^


Perhatian!!
Semua FF yang saya buat berdasarkan pemikiran sendiri, inspirasi kebanyakan dari drama atau kehidupan pribadi, No Copy n No Bash.
Jangan bingung saat baca karna q ga kasih Point Of View (POV) tapi q kasih pembatas, dan AWAS!! banyak typo bertebaran. ^^

Happy Reading

“Omo, apa ini? Mereka tidak tidur satu kamar?” omma Luhan begitu kaget mengetahui anak dan menantunya tidak tidur dalam satu kamar.

“Sehun-ah…kau bilang ini gudang, apa kau tahu kalau kakak mu tidak satu kamar?” lanjut omma.

Sehun hanya tersenyum dengan memperlihatkan giginya sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal, bingung harus menjawab apa kepada ibunya.

“Jadi selama ini kau tahu kalau mereka tidak satu kamar, dan kenapa kau diam saja, apa kau bersengkokngkol dengan kakakmu?”

Omma terus mengomeli sehun dengan panjang lebar dan belum lagi jika hyungnya mengetahui ini, gara-gara dirinya tidak bisa mencegah ibunya membuka kamar mereka pasti Luhan akan sangat marah padanya.

“Bukan begitu omma, aku hanya…”

“Sudah cukup, diam dan duduklah kita tunggu kakakmu pulang” omma memotong pembicaraan Sehun.

Sehun hanya menurut dan tak bisa membantah, karna jika membantah omma pasti akan semakin memarahinya.

Di sisi lain Luhan tak mengetahui apa yang akan terjadi saat dia dan Junghyun tiba di rumah, karna saat ini ommanya mengetahui bahwa mereka tidak tidur dalam satu kamar selayaknya suami istri pada umumnya.

Luhan menarik kembali tubuh istrinya dan hendak melanjutkan misisnya tadi yang sebelumnya tertunda karna telepon dari ommanya. Tapi dengan segera Junghyun menahan dada Luhan dengan map yang dibawanya.

“Wae?” tanya Luhan

“Aku kesini untuk meminta tanda tangan, dan ini bukan tempat untuk seperti ini”

“Seperti ini apa Junghyun-ah, lalu sebaiknya kita lakukan dimana?” goda Luhan.

“Aish…kau, tanda tangan ini”

Junghyun mendorong tubuh Luhan sembari menghindari kontak mata dengan Luhan karna malu dan sekarang wajahnya sudah seperti kepiting rebus.

Luhan menandatangani berkas yang diberikan Junghyun sambil tersenyum karna melihat wajah istrinya yang memerah karna malu.

Setelah itu Junghyun langsung mengambil berkas itu kembali dan meninggalkan ruangan Luhan, namun sebelum dia keluar wajahnya kembali memerah.

“Bagaimana kalau nanti dirumah” Luhan berbisik di telinga Junghyun yang membelakanginya.

“Mwoya…” Junghyun berlalu dengan menutupi sebagian wajahnya dengan map .

Luhan tersenyum puas telah berhasil menggoda istrinya dan membuat wajahnya begitu merah, juga membuatnya tak sabar bagaimana nanti dirumah.

#

Jinni membanting kotak yang di bawanya kelantai apartemennya dengan kasar, Jinni masih tak bisa mengontrol kekesalannya pada Junghyun yang membuatnya berpisah dari Luhan dan juga dia tak lagi menjadi sekretaris Luhan.

Jika ini diketahui Kris bisa dipastikan kalau dia akan benar-benar menertawakannya dan akan memaksanya ikut dengan Kris ke kanada.

“Aaarrgghh…lihat saja apa yang akan kulakukan pada kalian” teriak Jinni kesal.

Belum kekesalannya mereda Jinni melihat seseorang tengah tidur di sofa dan itu Kris, bagaimana bisa orang ini masuk seenaknya ke rumahnya tanpa ijin pikir Jinni.

“Ya…apa yang kau lakukan dirumahku” lagi-lagi Jinni berteriak setelah berdiri tepat di depan Kris.

“Ah, kau sangat berisik Jinni-ah”

“Ierona palli…dan keluar dari rumah ku” Jinni menarik tangan Kris dan membuat Kris terduduk.

Tapi bukannya segera bangun dan pergi, Kris malah balik menarik tangan Jinni dan tubuh Jinni kini berada di pangkuan Kris.

Ini membuat Jinni tiba-tiba menjadi gugup karna wajah mereka begitu dekat, tapi Jinni dengan cepat memalingkan wajahnya kearah lain.

“Le..lepaskan aku Kris” Jinni mencoba melepaskan diri tapi Kris semakin kuat menahannya dan malah memeluknya.

“Tidak akan, sebelum kau mengatakan apa yang akan kau lakukan pada mereka”

“Cih, apa urusanmu Kris, aku tidak akan mengatakannya padamu”

“Kalau begitu aku idak akan melepaskanmu”

Tapi Jinni tidak kehilangan akal agar biasa lepas dari pelukan Kris, Jinni menggigit tangan Kris dengan keras dan membuat Kris menjerit kesakitan. Kini Jinni lepas dari pelukan Kris dan menghindar darinya.

“Sekarang, keluar dari rumahku” kata Jinni sambil menunjuk kearah pintu.

“Baiklah, tapi sebelum akau pergi, aku ingin bertanya padamu”

Kris menatap tajam kedalam manic mata Jinni dan sekarang terlihan benar-benar serius dan membuat Jinni semakin gugup.

“Apa kau tetap akan balas dendam karna kejadian 10 tahun yang lalu?” tanya Kris dan hanya dibalas anggukan oleh Jinni.

“Aku hanya akan mengingatkan Jinni-ah, jangan lakukan karna kau akan melakukannya pada orang yang salah” lanjut Kris sambil berlalu pergi.

Jinni masih berdiri ditempatnya dan masih mencerna perkataan Kris yang mengatakan bahwa dia akan salah. Tapi bagaimana mungkin dia bisa salah kalau Jinni melihatnya secara langsung.

#

Luhan dan Junghyun pulang bersama dan sepanjang perjalanan Luhan terus menggoda Junghyun dengan rayuan-rayuan yang menurut Junghyun sangat tidak bermutu.

Bukan Junghyun tidak menyukainya tapi karna dia sudah terlalu malu dengan rayuan Luhan yang sebelumnya belum pernah Luhan bersikap seperti ini padanya.

“Sudahlah Luhan hentikan itu”

Luhan tertawa melihat istrinya yang terlihat begitu gugup karna rayuan Luhan. Sesampainya di apartemen mereka segera masuk karna udara di luar dingin, dan di dalam sudah disambut omma Luhan yang melipat kedua tangannya di depan dada tanpa senyum.

Junghyun dan Luhan merasa ada yang aneh, karna Sehun juga hanya diam saja dan tak banyak bicara seperti biasanya.

“Omma, apa kau tak senang melihatku?” tanya Luhan.

“Jelaskan pada omma kenapa kalian tidak satu kamar”

Suara omma terdengar sangat tegas, dan terakhir kalih Luhan mendengar ommanya bicara setegas ini waktu dia masih SMP dan waktu itu karna Luhan sepulang sekolah tidak langsung pulang tapi malah bermain sepak bola dan bermain sampai sore hari.

Omma Luhan memang tidak pernah marah dan hanya bicara setegas ini sudah membuat anak-anaknya diam dan menurut.

Junghyun yang berdiri disamping Luhan ikut gugup dan hanya diam sambil menundukkan wajahnya tak berani menatap ibu mertuanya.

“Omma, aku bisa jelaskan ini” kata Luhan.

“Apa kalian pikir pernikahan adalah sebuah permainan?” pertanyaan omma membuat Luhan kembali terdiam.

“Omma tahu, kalian dinikahkan bukan karna kalian saling menyukai, tapi apakah tidak bisa kalian saling membuka hati” lanjut omma.

Sehun, Luhan dan Junghyun hanya diam mendengarkan omelan ibunya yang panjang lebar tanpa ada yang bisa menyangkal dan membela diri.

“Junghyun-ah” panggil Omma.

“Ne omma” jawab Junghyun lirih.

“Apa kau tak bisa mencintai Luhan?”

Sebelum Junghyun menjawab pertanyaan ibu mertuanya, Junghyun melirik kearah Luhan yang juga sedang menatapnya.

“Mianeyo omoni…”

Luhan terus menatap Junghyun dari samping dan hatinya menjadi was-was setelah Junghyun meminta maaf pada ibunya, Luhan takut kalau ternyata Junghyun hanya berpura-pura menyukainya seperti apa yang dia katakana kemaren malam.

“Sejak awal aku memang tidak menyukai Luhan sama sekali, tapi kini aku menyadari kalau aku membutuhkan Luhan karna aku mulai menyukainya”

Junghyun mengakhiri penjelasannya dengan senyum yang mengembang dari bibirnya sembari menatap Luhan. Luhan pun ikut tersenyum senang yang sejak tadi merasa takut jika Junghyun ternyata hanya berpura-pura.

Omma akhirnya bisa bernafas lega mendengar penjelasan Junghyun yang ternyata menyukai Luhan dan tak lagi mengkhawatirkan mereka berdua. Tapi sekarang omma mulai melirik Sehun yang sejak tadi hanya menjadi pendengar diantara mereka. Melihat omma menatapnya, Sehun hanya tersenyum kaku sambil melihatkan deretan giginya.

“Sejak kapan kau mengetahui kakakmu tidak satu kamar?” tanya omma.

“Sejak awal omma” jawab Sehun singkat.

“Mwo? Dan kau kenapa hanya diam, kenapa kau bersengkongkol dengan kakakmu?” Tanya omma lagi sambil meukul kepala Sehun.

“Omma appo, hyung memintaku diam dan dia juga berjanji akan membelikanku game”

Kini omma berganti melihat kearah Luhan, tak ingin ommanya kembali memarahinya, Luhan langsung merangkul dan memeluk ommanya.

“Sudahlah omma, aku dan Junghyun sudah saling menyukai, jadi omma jangan marah-marah terus”

“Lihatlah, kerutan omma bertambah” lanjut Luhan.

Mendengar perkataan Luhan, omma langsung memegang wajahnya dan terlihat mulai panic. Sehun dan Luhan saling bertatapan sambil tersenyum jahil.

“Ah benarkah, apa omma jadi terlihat tua?”

“Benar omma, omma seperti nenek-nenek berusia 80 tahun” tambah Sehun.

“Mwo? Ya…apa kau sedang menegjek omma” kata omma sambil mekukuli Sehun.

Junghyun tertawa melihat tingkah kakak beradik yang sedang menggoda ibunya dan terlihat seperti anak kecil, Junghyun memang belum pernah melihat Luhan bertingkah seperti ini karna memang selama ini dia dan Luhan tak dekat.

Tapi sekarang Junghyun tahu ternyata masih ada sikap kekanakannya dalam diri Luhan, meski begitu Junghyun malah semakin menyukainya.

“Omma, bagaimana kalau besok kita ke salon bersama” tawar Junghyun.

“Itu ide yang bagus Junghun, omma juga sudah lama tidak kesalon” omma menyetujuinya dengan gembira.

#

Sebuah mobil melaju dengan cukup cepat disebuah jalan yang tak banyak kendaraan melaju, didalam terlihat seorang lelaki dewasa bersama anak laki-lakinya yang berumur 14 tahun.

Karna sedang asik bercanda dengan anaknya, dia tak menyadari kalau lampu lalu lintas berganti warna menjadi merah dan seorang tengah menyebrang jalan.

‘Appa, awas ada orang’

Ayahnya tak sempat mengendalikan mobilnya yang sudah sangat dekat dengan orang tersebut dan akhirnya mobilnya menabrak penyebrang jalan itu.

“Sajangnim, apa yang sedang anda fikirkan”

Seseorang telah membuyarkan lamunan kris yang ternyata sekretarsinya. Kris berkesiap dan membenarkan letak duduknya.

“Ani, aku hanya merasa lelah, ada apa?”

“Anda mendapat ini dari hanse grub”

“Apa ini, sebuah undangan, baiklah kau boleh keluar”

“Ne sajangnim”

Kris membuka amplop berwarna putih yang berisi sebuah undangan pesta dari perusahaan Luhan yang akan diadakan besok malam di sebuah resort milik keluarga Luhan.

Jinni duduk di dalam mobilnya dan matanya sedang mengawasi seseorang yang sedang keluar dari dalam salon di seberang jalan.

“Junghyun, aku tidak akan membiarkanmu hidup tenang” geramnya sambil memukul stir mobil.

“Omma, apa kau senang hari ini?” tanya Junghyun pada ibu mertuanya.

“Eoh, omma sangat senang bisa berjalan-jalan denganmu junghyun-ah”

Junghyun tersenyum pada omma dan menggandeng tangannya, Junghyun baru menyadari kalau ternyata begitu membahagiakan bisa berjalan-jalan dengan ibu mertuanya, dan kini mereka menjadi sangat dekat setelah Junghyun dan Luhan terbuka dengan perasaan masing-masing.

“Omma, bagaimana kalau kita makan sesuatu”

“Baiklah, omma juga merasa lapar”

Junghyun dan omma berjalan ke sebuah restoran di seberang jalan, dan dari kejauhan terlihat Jinni dengan mobilnya yang berjalan kencang kearah mereka berdua.
.
.
.
TBC
Miane…jongmal miane kalo terlalu pendek, tunggu part selanjutnya ya, author usahakan lebih panjang.
Kritik dan saran tetap ditunggu, tapi jangan kasih kritik kalau tidak kasih saran ya… ^_^



Comments

Youre Still My Wife

You’re Still My Wife( part 11)

You’re Still My Wife( part 6)

He’s Your Son (5/?)