You’re Still My Wife( part 8)


Author :  Fujiwara Yumi
Genre : Romance, Married Life
Main cast : Lee Jung Hyun, Luhan, Kris, Kim Jinni
Other cast : Silahkan di cari ^^


Perhatian!!
Semua FF yang saya buat berdasarkan pemikiran sendiri, inspirasi kebanyakan dari drama atau kehidupan pribadi, No Copy n No Bash.
Jangan bingung saat baca karna q ga kasih Point Of View (POV) tapi q kasih pembatas, dan AWAS!! banyak typo bertebaran. ^^

Happy Reading

“Omma, bagaimana kalau kita makan sesuatu”

“Baiklah, omma juga merasa lapar”

Junghyun dan omma berjalan ke sebuah restoran di seberang jalan, dan dari kejauhan terlihat Jinni dengan mobilnya yang berjalan kencang kearah mereka berdua.

Jinni terus menekan pedal gas mobilnya dengan kuat dan jalanan di sekitar tempat itu memang tidak terlalu ramai, jadi Jinni bisa dengan leluasa melancarkan rencananya.

“Kau akan tahu, rasanya kehilangan seorang yang paling berharga dalam hidupmu Luhan” geram Jinni dari dalam mobil.

Jarak antara Jinni dan Junghyun yang berjalan bersama ibu mertuanya semakin dekat, dan Jinni semakin cepat juga mengendarai mobilnya. Tapi Junghyun menyadari kalau dari arah kiri ada mobil yang melaju dengan cepat kearah mereka.

“Omma awas!!!” Junghyun menarik tangan ibunya.

BRUKKK

Omma dan Junghyun sama-sama terjatuh, omma segera bangkit setelah menyadari dirinya tak mengalami luka apapun dalam tubuhnya. Tapi Junghyun yang terjatuh di sebelahnya belum bangun dan omma melihat darah keluar dari tangan menantunya.

“Junghyun-ah” teriak omma.

Junghyun masih sadar karna hanya tengannya yang terluka karena terserempet mobil Jinni dan saat itu juga datang seorang namja yang membantu Junghyun untuk bangun.

“Junghyun, kau tidak apa-apa”

“Oh Kris, aku tidak apa-apa”

Kris menatap tajam kendaraan yang hampir saja mencelakai Junghyun dan ibu mertuanya, dia tahu siapa pemilik mobil tersebut dan dia harus memberi pelajaran pada pemiliknya.

“Ku antar ke rumah sakit”

Kris mengantar omma dan Junghyun kerumah sakit agar mereka mendapatkan penanganan medis karna kejadian yang baru saja menimpa mereka.

Luhan berlari masuk kedalam rumah sakit setelah mendapat kabar dari Kris yang menyatakan kalau ibu dan istrinya berada dirumah sakit. Luhan berjalan cepat setelah menemukan istri dan ibunya serta Kris berada di ruang UGD.

“Omma, apa yang terjadi?” tanya Luhan khawatir.

“Omma tidak apa-apa kan?” Tanya Luhan lagi.

Omma mengerti kalau Luhan pasti sangat mengkhawatirkannya dan omma tersenyum menjelaskan kalau dia tidak apa-apa dan dia juga berterima kasih pada Kris yang telah menolongnya.

“Kalau omma tidak ditarik oleh Junghyun, mungkin omma sudah ditabrak mobil itu, tapi Junghyun yang sekarang terluka” kata omma.

Luhan menghampiri istrinya yang tengah dirawat oleh seorang suster karna luka di tangannya. Meski tidak parah, Junghyun terus meringis kesakitan saat suster membersihkan dan memberi obat pada lukanya. Luhan duduk disamping istrinya setelah suster selesai mengobati lukanya.

“Siapa yang melakukan ini?” tanya Luhan.

“Aku juga tidak tahu, mobil itu berjalan sangat cepat” jawab Junghyun.

“Aku tidak akan membiarkan ini”

“Sudahlah Luhan, mungkin dia sedang terburu-buru jadi tidak melihat aku dan omma diseberang” Junghyun mencoba menenangkan Luhan.

Luhan masih tidak tenang dan merasa harus mengambil tindakan tentang hal ini, dia merasa bahwa ini pasti disengaja oleh seseorang. Luhan menoleh kearah Kris yang berdiri di samping ibunya.

“Kris, apa kau tahu siapa yang akan menabrak mereka?” tanya Luhan.

Kris sangat tahu siapa orang tersebut, tapi dia juga tak ingin kalau Jinni harus berurusan dengan kepolisian karna ini.

“Aku tidak begitu yakin karna setelah itu dia langsung pergi dengan cepat” jawab Kris.

Luhan akhirnya hanya bisa percaya kalau itu hal yang tidak disengaja oleh orang yang tidak bertanggung jawab.

‘Mian Luhan, aku sendiri yang akan mengurus ini’ kata Kris dalam hati.

#

Jinni berjalan dengan cepat menuju apartemennya dan membanting dengan keras pintu rumahnya. Kesal karna tidak berhasil menabrak mereka dan malah ada Kris yang menolong mereka.

“Kris benar-benar menghalangi jalanku” geram Jinni kesal.

Seperti 10 tahun lalu juga Kris menghalangi saat Jinni akan bunuh diri dengan melompat dari jembatan layang untuk pejalan kaki.

Terdengar pintu rumah terbuka dan ternyata Kris yang datang dengan langkah cepat menghampiri Jinni yang masih berdiri kesal karna kegagalannya.

Brakkk

Kris mendorong tubuh Jinni sampai membentur tembok dan di menahan pundak Jinni dengan tangan kekarnya.

“Apa yang kau lakukan pada Junghyun?” tanya Kris pelan dengan penuh amarah dan penekanan.

“Aku hampir saja membunuhnya, tapi gagal” jawab Jinni santai.

“Apa kau tidak tahu kalau tindakanmu itu bodoh hah!!” teriak Kris kesal.

Amarah Jinni yang belum mereda kini malah semakin memuncak, Jinni melepas cengkraman tangan Kris kasar dan sedikit mendorong tubuh Kris agar menjauh dari dirinya.

“Kau tak tahu apa yang aku rasakan Kris!” balas Jinni tak kalah keras.

“Aku tahu, aku tahu segalanya tentangmu bahkan apa yang kau rasakan”

Jinni tersenyum kecut mendengar perkataan Kris yang terdengar mengada-ada bahwa dia mengetahui segala tentang dirinya.

Meski Jinni tak percaya, namun kebenaran memang seperti apa yang dikatakan Kris. Dia tahu bagaimana perasaan Jinni yang sebenarnya kesepian dan membutuhkan seseorang tapi perasaan Kris yang selama ini mencintai Jinni saja diabaikan oleh Jinni.

Mengapa Kris tak berhenti saja mempedulikan gadis seperti Jinni, itu karna rasa bersalah Kris terhadap Jinni yang membuatnya jadi seorang gadis pendendam juga menghalalkan segala cara.

“Kau tak tahu apa-apa”

Kini suaranya mulai terdengar pelan namun matanya masih menyisakan amarah juga kesedihan yang selama ini dia pendam sendiri.

“Berhenti mempedulikanku, dan pergi dari rumahku” lanjut Jinni.

Kris mendesah pelan sambil menatap kedalam manic mata Jinni, enggan meninggalkan gadis yang awalnya hanya ia pedulikan karna rasa bersalah, tapi kini perasaannya berubah jadi rasa cinta. Namun Kris tak ingin Jinni jadi semakin membencinya.

“Baiklah, aku pergi”

Kris pergi dari rumah Jinni dengan sedikit membanting pintu rumah, Jinni merasa badannya tak punya daya dan sekarang terduduk di lantai dengan pandangan kosong.

“Andai kau biarkan aku mati waktu itu Kris” gumam Jinni.

#

Junghyun berjalan masuk kedalam rumahnya dengan dipapah Luhan meski sebenarnya dia masih bisa berjalan dengan normal dan tak harus dipapah seperti ini, karna hanya tangannya yang luka dan kakinya hanya lecet sedikit karna terkena aspal.

Tapi Luhan bersi keras tidak mau membiarkan istrinya berjalan sendiri tanpa bantuannya, jadi seperti inilah sekarang Junghyun berjalan layaknya orang yang sakit parah.

“Luhan, aku bisa jalan sendiri tanpa kau papah” protes Junghyun kesekian kali.

“Sudahlah, menurut saja” jawab Luhan singkat.

Junghyun hanya bisa menghela nafas saat Luhan tak mau membiarkannya berjalan sendiri, dan sekarang Luhan membawa Junghyun kekamarnya dan mendudukkan Junghyun di ranjang.

“Kenapa kau membawaku kesini?” tanya Junghyun.

“Wae? Apa kita akan selalu tidur dikamar terpisah?” Luhan balik tanya.

Junghyun hanya diam dan menundukkan kepalanya entah harus menjawab bagaimana, meski pernah tidur bersama Luhan tapi Junghyun masih merasa malu jika harus tinggal sekamar dengan Luhan setelah dia menyatakan perasaannya.

Dan dalam fikiran Luhan sekarang adalah apakah istrinya ini sedang mempermainkannya atau bagaimana, mereka sudah sah menjadi suami istri sejak 2 tahun lalu dan sekarang juga mereka sudah saling menyukai, tapi Junghyun masih belum mau tinggal satu kamar dengannya meski kemarin ommanya sudah memarahinya.

“Junghyun, apa sekarang kau sedang mempermainkanku?”

“Apa pernyataanmu itu hanya sebuah kebohongan?”

Luhan tak bisa menahan diri, meskipun sikap Junghyun sedikit berubah dengan lebih perhatian, tapi bagi Luhan masih belum cukup jika sekarang mereka adalah sepasang suami istri yang saling mencintai tapi mereka tak tinggal satu kamar dalam satu rumah.

“Bukan seperti itu Luhan, aku…”

“Kalau kau tak mau, kembalilah kekamarmu sendiri”

Luhan memotong perkataan Junghyun sambil berbalik dan akan meninggalkan Junghyun, tapi Junghyun menahan tangan Luhan sampai akhirnya Luhan menatap Junghyun kembali.

Mereka hanya saling menatap dan Junghyun menggenggam tangan Luhan dengan erat seakan Junghyun tak ingin Luhan pergi. Luhan berlutut di depan Junghyun yang duduk di bibir ranjang sambil melihat tangannya yang digenggam Junghyun begitu erat.

“Junghyun-ah, aku sangat mencintamu, apa kau tak percaya itu?” tanya Luhan pelan sembari mengusap punggung tangan Junghyun lembut. Junghyun masih menatap Luhan dan tetap diam.

Luhan menghela nafas berat kemudian berdiri dan hendak pergi tapi lagi-lagi Junghyun menahan langkahnya.

“Aku juga mencintaimu” jawab Junghun cepat.

“Lalu kenapa kau tak mau sekamar denganku?” tanya Luhan tanpa menoleh.

“Aku…aku hanya…”

Lama menunggu jawaban Junghyun yang hanya terbata membuat Luhan memutar tubuhnya menghadap Junghyun yang masih tertunduk sambil memainkan kuku jari tangannya.

“Sebenarnya kenapa Junghyun, jangan membuatku bingung”

Junghyun melihat kearah Luhan sekilas kemudian melihat kearah lain dengan gugup dan sekarang wajahnya terlihat merah. Luhan semakin tak mengerti dengan sikap Junghyun yang tiba-tiba aneh seperti ini.

“Aku…hanya malu”

Luhan hanya bisa melihat Junghyun seperti orang bodoh mendengar perkataan Junghyun dan perutnya rasanya geli sekali. Luhan duduk di samping istrinya sambil menahan tawa tapi tapi tak bisa menahan senyumnya.

‘Ah bodoh, pasti dia menertawakanku’ pikir Junghyun.

Luhan masih memandangi istrinya sambil terus tersenyum, apa yang difikirkan Luhan salah tapi kenyataannya malah membuat Luhan ingin tertawa. Malu? Sebenarnya apa yang membuat dia malu.

“Kau malu karna apa? Bukankah kita pernah tidur bersama sebelumnya, bahkan kita pernah…”

Belum selesai Luhan bicara Junghyun membungkap mulut Luhan dengan tangannya, tak ingin Luhan melanjutkan perkataannya yang apsti akan menambah merah wajahnya.

Tapi itu malah membuat Luhan tak bisa menahan tawanya, Luhan tahu apa yang menjadi alasan Junghyun masih tak mau sekamar dengannya.

“Haha…jadi kau malu karna kita pernah melakukannya, apa kau selalu mengingatnya Junghyun?”

“Yak…kenapa kau tertawa”

Junghun memukul dada Luhan tapi lupa dengan luka di lengannya dan membuat Junghyun meringis kesakitan.

“Ya…kenapa kau menggerakan tanganmu, apa sakit sekali?” tanya Luhan khawatir.

“Eum, ini sakit sekali”

Akhirnya Luhan menyuruh Junghyun mengganti pakaiannya dan Luhan menyiapkan obat yang harus diminum istrinya. Setelah itu Luhan membantu Junghyun merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur, kemudian menyelimutinya.

Luhan masih duduk di samping Junghyun dan memandangi Junghyun yang juga belum memejamkan matanya.

“Apa kau ingin aku tidur diruangan lain?” tanya Luhan.

“Ani…” jawab Junghyun sambil menggelengkan kepalanya.

“Tidurlah di sini” lanjutnya.

Luhan tersenyum mendengar permintaan Junghyun yang menginginkannya tetap disampingnya, tapi bagi Junghyun senyum Luhan terasa aneh.

“Apa kau tidak takut aku akan berbuat sesuatu padamu?” Luhan mulai menggoda istrinya.

“Apa kau setega itu, istrimu sedang terluka Luhan-ssi” balas Junghyun.

“Baiklah, aku akan menunggu sampai kau sembuh”

Junghyun menatap Luhan malas, lukanya tidak terlalu parah dan mungkin akan cepat sembuh, membayangkan itu kenapa Junghyun menjadi tak ingin lukanya cepat sembuh setelah Luhan berkata seperti itu.

#

Malam pengangkatan Luhan sebagai CEO baru di perusahaannya di hadiri banyak investor dan rekan bisnis ayahnya maupun teman-teman Luhan. Kris juga hadir memenuhi undangan dari perusahaan Luhan.

Luhan terlihat rapi mengenakan setelan jas hitam dan kemeja serta dasi serba hitam, meski terlihat seperti akan menghadiri pemakaman tapi itu adalah pilihan Junghyun yang mengatakan kalau dia suka melihat Luhan memakai kemeja berwarna hitam.

Junghyun juga terlihat cantik mengenakan gaun berwarna merah marun dengan lengan panjang untuk menutupi luka dilengannya, meski penyangga tangan mengganggu penampilannya, Junghyun masih tetap terlihat cantik.

Sehun datang dengan membawa Dahye kekasihnya, ini pertama kalinya sehun membawa kekasihnya kehadapan orang tuanya untuk dikenalkan secara langsung.

Sebelumnya ommanya masih melarang sehun membawa Dahye keacara ini karna ommanya khawatir kalau ayahnya akan marah apalagi mereka berdua masih kuliah, tapi Sehun tetap membawa Dahye dan akan memperkenalkannya kepada orang tuanya secara resmi.

“Hyung” panggil Sehun kepada Luhan yang tengah berbincang dengan  temannya.

“Ah kau datang” kata Luhan.

“Annyeong oppa” sapa Dahye.

“Hyung, dia cantik bukan?” tanya Sehun.

“Ya dia cantik, tapi lebih cantik istriku” jawab Luhan sambil menarik pinggang Junghyun agar merapat padanya.

Junghyun sedikit kaget dengan perlakuan Luhan yang membuat para tamu disekitar mereka melihatnya dan tersenyum.

“Ya, apa yang kau lakukan” kata Junghyun pelan.

“Oh, eonni kenapa tanganmu?” Dahye baru menyadari kalau Junghyun memakai penyangga tangan.

“Ah, ini tidak apa-apa hanya terluka sedikit” terang Junghyun.

Dahye hanya menggangguk-anggukkan kepalanya, dan tiba-tiba tangannya ditarik Sehun pergi dari depan kakaknya menuju dimana ayahnya berdiri bersama dengan ibunya dan para tamu. Dahye merasa gugup sekarang berhadapan langsung dengan orang tua Sehun.

“Appa” panggil Sehun.

Ayahnya menyadari anak keduanya datang tidak sendiri dan berpamitan sebentar dari para tamu yang sejak tadi berbincang dengannya.

“Ada apa Sehun?” tanya ayahnya setelah mereka berhadapan.

“Aku, ingin memperkenalkan kekasihku” jawab Sehun tegas namun tenang.

Jantung Dahye benar-benar berdegub sangat kencang sekarang dan merasa sangat gugup, tapi dia harus memberanikan diri untuk memperkenalkan dirinya.

“Annyeonghaseyo, na Park dahye imnida” kata Dahye sambil menunduk hormat.

“Kau teman Sehun?” tanya ayahnya.

“Ne aboji, kami teman sekampus” jawab Dahye sedikit gugup.

“Appa, dia kekasihku” Sehun protes karna menyebut Dahye temannya padahal sejak awal Sehun sudah memperkenalkan Dahye sebagai kekasihnya.

“Ya, appa tahu, dia cantik sekali” Sehun merasa senang ayahnya memuji Dahye.

“Appa kau menyukainya kan?” tanya Sehun.

Ayahnya memandang sehun datar dan menimbulkan rasa was-was dihati Sehun dan Dahye juga ommanya yang sedate tadi hanya menyaksikan anak dan ayahnya bicara.

“Appa menyukai ibunmu” jawab ayahnya sambil tersenyum dan membuat Sehun cemberut karna bukan itu yang dia maksud.

“Nikmati pestanya dan sebentar lagi acara akan dimulai” lanjut ayahnya sambil menepuk pundak Sehun.

Luhan menyimak perbincangan ayah dan adiknya dengan ekspresi yang tak bisa digambarkan, dan Junghyun menyadari sesuatu yang mungkin ada yang salah.

“Luhan, wae?” tanya Junghyun.

“Ne? ani, aku tidak apa-apa” jawab Luhan.

“Apa kau iri pada Sehun?” tanya Junghyun lagi.

Luhan melihat kearah Junghyun sekilas kemudian menghela nafasnya dan mengalihkan pandangannya kearah sehun dan ayahnya lagi.

“Aku memang sedikit iri padanya yang begitu berani menyampaikan apa yang dia inginkan, tapi…” kata-kata Luhan menggantung dan Junghyun masih mendengarkan.

“Tapi kini aku sudah memilikimu meski caranya berbeda dengan Sehun” lanjut Luhan dengan menatap dalam mata Junghyun.

Junghyun tersenyum mendengar perkataan Luhan dan mengeratkan genggaman ditangan Luhan menandakan kalau dia kini juga bahagia telah bersama Luhan meski baru sekarang menyadarinya.

Acara pengangkatan Luhan dimulai dan dia adalah CEO perusahaan hanse grub, dan tanpa disangka Junghyun yang awalnya hanya seorang karyawan biasa diangkat menjadi wakil direktur menggantiakn Luhan.

Ini tentu dengan pertimbangan dan juga melihat potensi dan kemampuan Junghyun yang sebenarnya mampu untuk bekerja lebih, namun diawal pernikahan Junghyun masih tak mau. Tapi sekarang Junghyun harus siap menjadi wakil direktur yang kapanpun membantu Luhan suaminya dalam memimpin perusahaan.

Jinni yang melihat itu semua bertambah kesal dan tak ingin melihat keluarga ini bahagia, Jinni berjalan cepat meninggalkan acara pesta dan hanya ditatap oleh Kris tanpa menyusulnya.

#

Luhan berjalan menuju sebuah café yang bernuansa garden didekat kantor dan setelah sampai, Luhan menegdarkan pandangannya mencari seseorang yang akan ditemuinya, karna suasana café yang sepi tak sulit mencari orang tersebut. Luhan segera menuju dimana seorang tersebut yang tenga duduk menunggu Luhan.

“Kenapa kau memintaku kesini, dan kenapa tidak dikantor saja?” tanya Luhan.

“Oppa, apa kau ingat tempat ini”

Tanpa menjawab pertanyaan Luhan, orang tersebut yang tak lain adalah Jinni malah berbicara hal lain, dan seperti mencoba mengingatkan Luhan tentang tempat itu.

“ya aku mengingatnya” jawab Luhan singkat.

“Disini oppa pertama kali kau bilang kalau kau menyukaiku”

“Sebenarnya apa yang ingin kau bicarakan?”

Luhan tak ingin mengingat kenangan bersama Jinni dulu karna sekarang dia sudah bahagia bersama Junghyun istrinya. Jinni menghela nafas sejenak kemudian mengeluarkan amplop berwarna putih yang diberikan kepada Luhan.

“Apa ini?” tanya Luhan.

“Surat pengunduran diri”

“Kenapa? Lalu kau akan bekerja dimana?”

Meski sudah tak memiliki perasaan kepada Jinni, tapi Luhan tahu bagaimana kehidupan Jinni yang sebenarnya jadi tak heran jika Luhan mengkhawatirkan mantan kekasihnya.

“Aku hanya tak suka dengan istrimu”

Hanya itu yang keluar dari mulut Jinni kemudian Jinni berdiri dan menghampiri Luhan yang masih duduk memandang Jinni yang mendekatinya.

Chu~

Sebuah kecupan mendarat dibibir Luhan dan matanya melebar mendapat ciuman dari Jinni yang sebelumnya tak terfikir oleh Luhan.

Cepret…cepret…

.
.
.
TBC
Otte?
Masih kurang panjangkah? Tapi authornya udah ga bisa manjangin lagi, mian kalo gaje karna rada maksain otak :D
Kritik dan saran tetap ditunggu, tapi jangan kasih kritik kalau tidak kasih saran ya… ^_^


Comments

Youre Still My Wife

You’re Still My Wife( part 11)

You’re Still My Wife( part 6)

He’s Your Son (5/?)