you’re still my wife( part 1)


Genre : Romance, married life
Main cast : lee jung hyun, Luhan, kris, kim jinni
Other cast : silahkan di cari ^^

Happy Reading

Terdengar kicauan burung di pagi ini seperti melodi indah yang membuatku nyaman dan enggan membuka mata, udara pagi ini terasa lebih dingin dari biasanya, ku usap lengan ku dan kutarik selimutku lebih rapat.
namun aku menyadari sesuatu yang tak biasa saat aku menyentuh lenganku, biasanya aku memakai piyama yang berlengan tapi kenapa tadi aku tak merasakan ada lengan baju. Perlahan ku buka mataku dan yang ku dapati aku tidur telanjang.
Ku balikkan badan ku kesamping dan apa yang ku lihat aku tidur dengan seorang namja.
“haa,,,luhan-ssi” aku melonjak kaget sambil menutupi seluruh badan ku dengan selimut
Luhan perlahan membuka matanya karena kaget dengan teriakanku juga dengan keadaan kita berdua sekarang, namun sesaat kemudian dia terlihat biasa atau lebih terlihat dingin.
“wae? Bukankah kita suami istri, kenapa kau sekaget itu”

Pernyataan luhan membuatku berfikir kembali, ya memang aku dan luhan sudah menikah bahkan sudah hampir 2 tahun, tapi pernikahan kami bukan di dasari rasa cinta satu sama lain melainkan kami di jodohkan atau mungkin lebih tepatnya di paksa menikah oleh kedua orang tua kami.
Masalahnya simple, karena orang tua kami sama-sama memiliki perusahan dan ingin menjadikan perusahaan yang lebih besar dengan menyatukan keduanya kami dipaksa untuk menikah, bagi ku itu tidak masuk akal pernikahanku, perasaanku seperti di beli dan di tukar dengan sebuah kerja sama bisnis.
Berbeda dengan ku yang di awal ‘pemaksaan’ aku benar-benar menentang pernikahan ini tapi luhan mengatakan iya bersedia menikah denganku dengan santai, aku tidak mengerti dengannya kenapa dia bisa menerima pernikahan ini padahal kita belum mengenal baik satu sama lain.
Dan kenapa pagi ini aku begitu kaget setelah tau aku tidur dengannya, karena selama hampir 2 tahun aku menikah dengannya belum pernah sama sekali tidur bersama, bahkan kamar kami berbeda kecuali pagi ini atau tadi malam, aku mencoba mengingat kenapa aku biasa tidur dengannya.
Flashback
Clip,,,
“aku pulang”
“oh, luhan kau sudah pulang, kau ingin makan biar ku hangatkan lauknya”
“ani, aku sudah makan tadi” jawab luhan datar
Meski aku dan luhan menikah karena terpaksa, tapi kami tau cara peduli dengan satu sama lain meski cuma sekedar membuatkannya makanan tiap hari dan membersihkan rumah bergantian.
“geure,,,” aku mengangguk mengerti kemudian kembali menatap layar laptop dan melanjutkan pekerjaanku.
“junghyun-ssi,,,temani aku minum” kata luhan kemudian dan membuatku mengerutkan dahi tidak biasanya luhan mengajakku minum
“ne,,,tapi aku tak bisa minum alcohol” aku menolak ajakan luhan karena memang aku tak kuat minum-minuman beralkohol, sedikit saja aku minum pasti langsung mabuk.
“jebal,,aku butuh teman”
Luhan sedikit aneh, apa mungkin dia punya masalah, aku mendekatinya dan duduk dihadapannya.
“wae? Neo kwencana?”
“kwencana, aku hanya sedikit lelah karna pekerjaan di kantor”
Luhan memang terlihat lelah dan sepertinya ada yang membebaninya selain pekerjaannya di kantor
“aku masih sering bertemu dengan jinni”
“ne, aku tau”
Jinni adalah kekasih luhan, mereka sudah berpacaran sejak sebelum kami menikah, aku juga tidak mengerti kenapa luhan mau menikah denganku kalau dia memang sudah mempunyai yeojachingu.
“dia memintaku untuk menikah dengannya dan meninggalkanmu” kata luhan sambil meneguk minumannya
Bukan pertama kali aku mendengar permintaan itu dari jinni dan bukannya aku tidak mau bercerai dengan luhan, lagian pernikahan ini bukan keinginanku  tapi luhan yang tidak mau bercerai alasannya kita masih ada kontrak, ya di awal pernikahan kami membuat kesepakatan kami akan bercerai setelah luhan menjadi CEO di perusahaan, mungkin dia menikah denganku karena ingin memiliki kedudukan itu.
“lagi, baiklah mari kita bercerai, sebentar lagi kau juga akan menjadi CEO kan luhan-ssi” aku ikut meneguk segelas kecil minuman yang ada di hadapanku sampai habis, kemudian mengambil segelas lagi dan kuminum sampai habis rasanya tenggorokanku seperti terbakar.
Harusnya aku baik-baik saja dan tidak meminum minuman itu sampai dua gelas sekaligus seperti orang frustasi, tapi permintaan yeojachingu luhan yang berulang-ulang kali membuatku muak.
Luhan menatapku dengan tatapan yang sedikit aneh menurutku, dia tak pernah menatapku seperti itu, aku meneguk kembali minuman beralkohol itu sampai hampir habis.
“ya junghyun, bukankah kau tak bisa minum alcohol”
“ne memang, kenapa dulu kau tidak menikahi gadismu saja, kenapa kau malah menikah dengan ku ha,,,luhan-ssi,,” aku merancau tak jelas karna sekarang aku sudah mabuk.
Luhan hanya diam dan terus menatapku dengan tatapan seperti itu.
“kenapa kau mudah sekali mengatakan kata cerai junghyun” luhan berkata pelan dan samar-samar ku dengar.
“hmmm,,,mwo?,,mworago,,,kenapa bicara pelan sekali luhan-ssi,,” aku benar-benar mabuk sepertinya dan tanganku masih meraih botol soju yang isinya masih setengah, tapi tanganku di tahan oleh luhan.
“sudah jangan minum lagi, lihat kau sudah mabuk seperti itu”
“hemm,,aku tidak mabuk direktur luhan,,lihat aku masih sadar dan baik-baik saja”
Aku mencoba berdiri dan berjalan sempoyongan tapi akhirnya aku jatuh, dan luhan dengan cepat menangkapku.
“apanya yang tidak mabuk, ku antar kau kekamar”
Luhan memapahku sampai kamar dan membaringkanku, dia tak langsung pergi setelah menyelimutiku ku rasa dia menatapku, aku membuka mataku dan yang kulihat wajah luhan sangat dekat dengan wajahku dia mendekat dan semakin dekat, dia menciumku dan ini pertama kali aku berciuman dengannya, awalnya hanya menyentuh bibirku tapi lama-lama ciumannya semakin dalam dan melumat bibirku, aku memejamkan mataku dan menikmati sentuhan bibirnya di bibirku entah setan apa yang merasuki ku hingga aku mau dan malah menikmatinya, setelah itu ntah apa yang kami lakukan.
Flashback end
#
Luhan terlihat sedang merapikan kemeja dan dasinya didepan cermin, senyumnya tak pernah hilang dari bibirnya mengingat bagaimana dia dan junghyun melakukannya tadi malam, tapi senyum luhan hilang saat mengingat bagaimana junghyun dengan mudah mengatakan cerai saat luhan bercerita tentang permintaan jinni.
Luhan memang mulai menyukai junghyun sebagai istrinya, perhatian dan cara junghyun memeperlakukan luhan layak suami yang benar-benar dia cintai, membuatkan kopi setiap pagi menyiapkan segala keperluannya setiap hari mungkin itu yang membuat luhan jatuh hati pada istrinya.
Tapi luhan terlalu gengsi menunjukan rasa sukanya pada junghyun, maka dari itu dia bersikap dingin dan acuh untuk menutupi perasaannya.
Luhan dan junghyun keluar kamar bersamaan, merek saling menatap tapi kemudian membuang pandangan masing-masing kearah lain dengan kikuk.
“selamat pagi luhan-ssi, aku tidak membuat sarapan, aku hanya menyiapkan roti dan segelas susu untukmu karena aku bangun kesiangan jadi tidak sempat” junghyun berkata gugup, terang saja bangun kesiangan karna semalam luhan mengajaknya “bermain” dengan setengah sadar.
 Luhan hanya menganggukkan kepalanya dan berjalan menuju meja makan.
“kau tidak sarapan junghyun?” luhan bertanya karna junghyun langsung menuju pintu keluar.
“aku sudah sarapan tadi, aku berangkat dulu ne”
Junghyun keluar dari apartemennya dan menuju besment tempat mobilnya terparkir. Mereka sebenarnya satu perusahaan namun junghyun hanya karyawan biasa disana, bukan appanya tidak memberikan jabatan yang tinggi di perusahannya tapi memang junghyun sendiri yang meminta agar di bekerja jadi karyawan bisa terlebi dahulu.
Luhan keluar dari lift dan mendapati junghyun masih berada di situ sambil melihat mesin mobilnya.
“wae junghyun, ada apa dengan mobilmu?”
“ah luhan, kau mengagetkanku, aku tidak tau kenapa tapi mobilnya tidak mau nyala”
“berangkat denganku saja kalau begitu”
“ani, aku naik bus saja” junghyun menolak karna masih malu mengingat kejadian semalam
“kalau naik bus kau akan terlambat, bagaimana mungkin karyawan datang terlambat dari atasannya, aku mungkin akan memberimu hukuman jika kau terlambat” luhan terlihat seperti mengancam junghyun sekarang.
“baiklah kalau begitu”
Luhan membalikkan badannya dan tersenyum lebar karna junghyun begitu mudah di ancam seperti itu.
#
Tok,,tok,,,
“ne masuk”
Terdengar pintu ruangan luhan di ketok seseorang, dan luhan mempersilahkannya masuk.
“oppa, ku lihat tadi kau datang bersama dengan junghyun” ternyata yang datang jinni kekasih luhan sekaligus sekretarisnya.
“ah ne, mobil junghyun macet, jadi ku ajak dia berangkat bersamaku” luhan menjawab tanpa menoleh kearah jinni sedikitpun.
“dan juga ku lihat kau menggandeng tangannya”
Jinni sepertinya mulai mengintrogasi luhan dan yang jelas dia cemburu dengan mereka berdua yang datang bersama, apalagi mereka tinggal bersama, jinni takut luhan melakukan sesuatu dan menyukai junghyun, dan memang apa yang di takutkan jinni sudah terjadi.
“aku hanya membantunya karna dia tersandung sesuatu tadi” jawaban luhan datar dan tanpa menoleh kearah jinni.
“oppa, aku sedang berbicara padamu” jinni mulai jengkel dengan sikap luhan.
“aku juga menjawabnya jinni-ya”
“OPPA,,,ada apa denganmu, apa kau sudah menyukai wanita pengganggu itu, atau kau sudah melakukan suatu hal padanya?”
Pertanyaan jinni membuat luhan berhenti dari aktifitasnya dan kemudian menatap jinni, tatapannya dingin dan seperti menahan amarah, luhan tidak suka istrinya di katakan wanita pengganggu, karena parnikahan mereka memang luhan juga menyetujuinya.
“jinni-ya,,aku tidak suka kau berkata seperti itu”
“wae oppa,,kau benar-benar sudah menyukainya?”
“ne,,aku menyukainya, lalu kenapa?” Mata jinni mulai memanas mendengar pengakuan luhan.
“mwo?,,,kau bercanda kan oppa” suara jinni kini mlai melemah dan sedikit bergetar.
“ani,,aku tidak bercanda, aku sudah menyukai junghyun, dan aku tidak bisa meninggalkannya demi untuk menikah denganmu”
“oppa,,,kau jahat,,aku tidak akan membiarkan kau jadi milik junghyun selamanya”
Jinni memberi ancaman pada luhan kemudian pergi meninggalkan ruangannya sambil menangis, bersamaan dengan itu seorang namja yang terlihat masih mahasiswa masuk keruangan luhan dengan menatap jinni heran.
Luhan mendesah kesal dan menyandarkan punggungnya pada kursi sembari menutupi wajahnya.
“hyung, kenapa dengannya, apa kau masih berhubungan dengannya?”
“hemm,,ne sehunnie, kenapa kau kesini?”
“aku hanya ingin melihat junghyun noona dan menanyakan sesuatu”
“menanyakan apa?”
“apa noona sudah hamil, omma terus bertanya padaku, padahal aku bukan suaminya, yang suaminyakan kau hyung”
“heemmm,,,dia belum hamil”
Sehun adalah adik dari luhan, dan dia di minta ommanya untuk mengetahui bagaimana perkembangan hubungan kakaknya dengan istrinya yang sudah menikah Selama 2 tahun tapi belum juga memberinya cucu.
“dia belum juga hamil karna kau tak menyentuhnya hyung, hampir 2 tahun kau menikah dan hidup serumah dengannya, apa kau tak memiliki hasrat padanya hyung?”
“hasrat apa sehun-ah”
“ya hyung, aku ini bukan anak-anak lagi, aku tahu apa yang akan di lakukan jika seorang namja dan yeoja hidup bersama, dan kenapa juga kau masih berhubungan dengan yeoja tadi, dia hanya memanfaatkanmu hyung” sehun berbicara panjang lebar dan membuat kepala luhan tambah sakit.
“ah sudahlah sehun aku lelah, bilang pada omma kalau kita baik-baik saja”
“hyung, kau mau kemana, ayo kita makan”
Sehun mengikuti luhan yang berjalan meninggalkannya lebih dulu.
#
Junghyun sedang memandangi kalender kecil yang banyak coretan di setiap bulannya, dan seperti menghitung-hitung sesuatu.
“sudah telat 1 minggu, kenapa aku belum datang bulan” junghyun bergumam sendiri yang ternyata menghitung jatah bulanannya yang di bulan ini belum di dapat.
Junghyun terlihat berfikir sejenak, dan seketika matanya melebar dan wajahnya terlihat panic mengingat kejadian beberapa hari yang lalu.
“apa aku hamil, andwe,,,tidak mungkin aku hamil dan kalau aku bercerai dengan luhan, bagaimana dengan kandunganku”
Junghyung menggeleng-gelengkan kepalanya mencoba menghilangkan perasaannya dan berharap semua yang di fikirkannya tidak terjadi.
Luhan tidak sengaja melihat tingkah istrinya dari luar karena junghyun tidak menutup pintu kamarnya, luhan heran ada apa dengan junghyun.
“junghyun, kau kenapa?”
“ah luhan, ani,,,aku tidak apa-apa,,hehe”
‘semoga luhan tidak mendengar apa yang aku katakan tadi’ batin junghyun takut.
“ku kira ada apa, ayo belanja bahan makanan sudah habis”
“aku pergi sendiri saja luhan-ssi”
“kita pergi bersama, kajja”
Di dalam supermarket pun mereka berjalan layaknya pasangan suami istri yang saling mencintai memilih kebutuhan bersama, kadang juga berdebat kecil tentang mana yang akan mereka pilih.
“junghyun, bisakah kau memanggilku dengan panggilan akrab, jangan  memanggilku luhan-ssi”
Junghyun mengerutkan alisnya, heran kenapa luhan akhir-akhir ini tidak sedingin biasanya dan sekarang malah memintanya agar tidak memanggilnya seperti orang asing.
“kau kenapa luhan, kau tidak sedang sakitkan?”
“kalau kau tidak mau juga tidak apa-apa” luhan terlihat sedikit ngambek dengan tanggapan junghyun, dan berjalan terlebih dahulu.
“aish,,kenapa dia bertingkah seperti anak kecil, hemm,,,lucu sekali”
Jinghyun tersenyum melihat tingkah luhan, jarang sekali melihatnya bersikap seperti itu.
#
luhan terlihat sibuk dengan berbagai dokumen yang memenuhi meja di hadapannya, meski hari libur seperti ini luhan masih saja melihat beberapa dokumen penting yang di perlukan besok.
Sedari tadi luhan menunduk dan membuka lembaran-lembaran kertas membuat leher dan punggungnya pegal kemudian luhan meregangkan badannya dan menyadari hari sudah gelap.
“ah,,jam berapa ini, aku lapar,,,tapi kenapa sepi sekali, di mana junghyun”
Luhan keluar kamarnya dan mendapati semua ruangan masih gelap, luhan mencari-cari istrinya yang sejak tadi siang tidak tahu entah kemana.
“junghyun-ah,,,kau di mana” tak ada jawaban
Tok,,tok,,
“junghyun, kau di dalam?” luhan mengetuk pintu kamar junghyun, namun tidak ada jawaban kemudian luhan membuka pintu kamar junghyun dan mendapati istrinya meringkuk dan merintih sambil memegangi perutnya.
“junghyun, kau kenapa?”
Luhan panic melihat keadaan istrinya yang seperti begitu kesakitan dan menangis, badannya penuh dengan keringat dingin dan gemetaran.
“perutku,,,sakit,,” junghyun berkata sambil menahan sakitnya
“apa kau salah makan sesuatu?” luhan bertanya lagi
“ani,,,sshhhh,,,aku datang bulan”
Sesaat luhan terlihat kecewa, luhan fikir junghyun benar hamil karna dia mendengar junghyun saat bergumam setelah melihat kalender, jadi junghyun tidak akan meminta cerai pada luhan.
“datang bulan?,,,tapi kenapa sampai seperti ini”
“siklusnya tidak teratur,,,jadi sekarang sesakit,,ini,,”
“kita kerumah sakit saja kalau begitu”
“ani,,,ambilkan obat ku saja,,di dalam laci meja,,sebelah kiri”
Luhan kemudian beranjak dan mengambil obat yang di tunjuk oleh junghyun dan mengambilkan segelas air, lalu memberikannya kepada junghyun.
“kenapa tidak di minum dari tadi”
“aku tidak bisa bangun”
“dan kenapa tidak memanggilku”
“aku juga tidak kuat berteriak luhan-ssi”
“jangan memanggilku seperti itu” luhan sedikit berteriak karena tidak suka dipanggil seperti itu oleh junghyun.
“kenapa kau berteriak, lebih baik kau keluar kalau hanya meneriakiku,,auuhhh,,,sakit sekali”
Junghyun meringkuk lagi dan memegangi perutnya yang masih sangat sakit, itu membuat luhan menurunkan amarahnya.
“miane junghyun-ah,,,aku hanya tidak suka kau memanggilku seperti itu, lalu aku harus bagaimana jika kau seperti ini”
“usap-usap saja perutku, biasanya ibuku yang melakukan ini, tapi sekarang yang ada cuma kau”
Junghyun berkata sambil menarik tangan luhan dan menaruhnya di perutnya, luhan hanya diam dan menuruti permintaan istrinya, lama kelamaan junghyun mulai tenang dan yang terdengar hanya hembusan nafasnya, ternyata junghyun tertidur setelah luhan mengusap-usap perutnya.
“kau seperti bayi saja junghyun, di usap-usap seperti ini kau tertidur” luhan bergumam sambil memandangi wajah innocent milih istrinya saat tertidur kemudian mengecup keningnya.
11:00 pm kst
Junghyun menggeliat meregangkan otot-otot badannya yang terasa pegal, perutnya masih sedikit sakit namun tak seperti tadi, dia memegang perutnya tapi ada sesuatu yaitu tangan luhan masih memegangi perutnya ternyata luhan tertidur di sampingnya, junghyun memandangi wajah luhan yang begitu cute dan seperti malaikat jika tidur seperti ini, junghyun belum pernah melihat luhan tertidur pulas seperti ini, ya karna memang mereka selama ini tidak tidur dalam satu kamar.
Junghyun mencoba memindahkan tangan luhan dari perutnya dengan hati-hati, tapi tiba-tiba tangan luhan menahan tangannya, dan luhan membuka matanya.
“mau di pindah kemana tanganku”
“ah,,ani,,aku takut kau pegal”
“hemmm,,,apa perutmu sudah baikan?”
“mmm,,,sudah tak sesakit tadi”
“bisakah kau membuatkanku makanan”
“jadi kau belum makan?”
“dari tadi aku memegangi perutmu, dan juga aku mau makan apa?”
“kan ada ramen, kau bisa membuat ramen kan”
“shiro, aku hanya mau makan masakanmu”
“aish kenapa kau manja sekali”
“kalau tidak mau aku akan tidur dengan mu dan mungkin akan melakukah hal yang sama seperti waktu itu”
Ancaman luhan yang sedikit  menggoda junghyun, dan itu membuat wajah junghyun memerah.
“yak,,,aku sedang datang bulan, dan juga aku tidak mau melakukannya lagi”
“wae?”
“itu akan mempersulit perasaanku dan perceraian kita” junghyun berkata sangat pelan namun luhan masih bisa mendengarkannya, itu membuat hati luhan sakit dan kecewa.
#
Jinni sedang bertemu dengan seorang namja berawakan tinggi, tampan juga rambut yang berwarna pirang, mereka terlihat serius sekali membicarakan sesuatu ada aura tidak baik dari mereka berdua.
“jinni-ya,,apa yang akan kau lakukan selanjutnya”
“aku tidak akan membiarkan mereka berdua bahagia, aku harus bisa memiliki luhan juga hartanya”
“kenapa kau begitu teropsesi dengan luhan?”
“aku mencintainya kris”
Namja itu bernama kris teman jinni keturunan cina-korea yang tinggal di Canada.
“tapi kenapa kau juga mengincar hartanya”
“karna aku membutuhkannya”
“hentikan rencanamu itu kau sendiri yang akan rugi, jika tidak mendapatkan keinginanmu”
“cih,,,biacara apa kau ini kris, jika aku berhasil kau juga akan mendapat bagian”
“aku tidak butuh uang, hartaku sendiri sudah cukup, dan yang ku inginkan hanya kau”
.
.
.
TBC
Ini FF baruku dan mungkin lanjutannya agak lama karna authornya lagi sibuk cari kerja maklum lulusan baru :D, makasih ya yang udah mau baca FF q, saranghae ^_^

Comments

Youre Still My Wife

You’re Still My Wife( part 11)

You’re Still My Wife( part 6)

He’s Your Son (5/?)