You’re Still My Wife( part 9)
Author : Fujiwara Yumi
Genre : Romance, Married Life
Main cast : Lee Jung Hyun, Luhan,
Kris, Kim Jinni
Other cast : Silahkan di cari ^^
Perhatian!!
Semua FF yang saya buat
berdasarkan pemikiran sendiri, inspirasi kebanyakan dari drama atau kehidupan
pribadi, No Copy n No Bash.
Jangan bingung saat baca karna q ga
kasih Point Of View (POV) tapi q kasih pembatas, dan AWAS!! banyak typo
bertebaran. ^^
Happy Reading
Ponsel
Luhan berdering sekali tanda sebuah pesan masuk, Luhan sedikit mengerutkan
keningnya setelah membaca pesan dari Jinni.
From
Jinni
‘oppa
temui aku di garden café, aku mohon temui aku sekali ini saja’
Luhan
berjalan menuju sebuah café yang bernuansa garden didekat kantor dan setelah
sampai, Luhan menegdarkan pandangannya mencari seseorang yang akan ditemuinya,
karna suasana café yang sepi tak sulit mencari orang tersebut. Luhan segera
menuju dimana seorang tersebut yang tenga duduk menunggu Luhan.
“Kenapa
kau memintaku kesini, dan kenapa tidak dikantor saja?” tanya Luhan.
“Oppa,
apa kau ingat tempat ini”
Tanpa
menjawab pertanyaan Luhan, orang tersebut yang tak lain adalah Jinni malah
berbicara hal lain, dan seperti mencoba mengingatkan Luhan tentang tempat itu.
“ya
aku mengingatnya” jawab Luhan singkat.
“Disini
oppa pertama kali kau bilang kalau kau menyukaiku”
“Sebenarnya
apa yang ingin kau bicarakan?”
Luhan
tak ingin mengingat kenangan bersama Jinni dulu karna sekarang dia sudah
bahagia bersama Junghyun istrinya. Jinni menghela nafas sejenak kemudian
mengeluarkan amplop berwarna putih yang diberikan kepada Luhan.
“Apa
ini?” tanya Luhan.
“Surat
pengunduran diri”
“Kenapa?
Lalu kau akan bekerja dimana?”
Meski
sudah tak memiliki perasaan kepada Jinni, tapi Luhan tahu bagaimana kehidupan
Jinni yang sebenarnya jadi tak heran jika Luhan mengkhawatirkan mantan
kekasihnya.
“Aku
hanya tak suka dengan istrimu”
Hanya
itu yang keluar dari mulut Jinni kemudian Jinni berdiri dan menghampiri Luhan
yang masih duduk memandang Jinni yang mendekatinya.
Chu~
Sebuah
kecupan mendarat dibibir Luhan dan matanya melebar mendapat ciuman dari Jinni
yang sebelumnya tak terfikir oleh Luhan.
Cepret…cepret…
“Apa yang kau lakukan” kata Luhan sembari berdiri.
“Oppa, aku sangat merindukanmu” Jinni berkata dengan santai.
“Kita sudah berakhir dan tak seharusnya kau melakukan ini”
Luhan mengambil amplop pengunduran diri Jinni kemudian pergi
begitu saja meninggalkan Jinni yang membuatnya kesal dengan menciumnya.
Setelah Luhan berlalu senyum terukir dibibir Jinni yang
berhasil menciumnya sebagai ‘hadiah’
untuk Luhan juga keluarganya.
#
Yang dilakukan Jinni terhadapnya membuat pikiran Luhan sulit
untuk berkonsentrasi dan akhirnya memutuskan untuk pulang lebih awal meski
pekerjaannya cukup banyak.
“Jongdae-ya, tolong kau urus ini, aku merasa tidak enak
badan”
“Ne, sajangnim”
Luhan meminta sekretaris barunya untuk mengurus pekerjaannya
yang belum terselesaikan untuk mengeceknya.
Luhan meninggalkan kantor dengan mobilnya dan mengendarainya
dengan cepat, ingin segera bertemu dengan istrinya yang berada dirumah karna
lukanya yang belum membaik, rasa bersalah tiba-tiba merayap kehatinya karna
kejadian tadi meski bukan keinginan Luhan sendiri.
Tak lebih dari 15 menit, Luhan sudah sampai di apartemennya
kemudian langsung berhambur masuk kedalam rumahnya dan mencari dimana istrinya.
“Junghyun-ah…eodiya?” panggil Luhan.
“Ne Luhan, kenapa kau berteriak?” jawab Junghyun saat keluar
dari kamarnya Setelah melihat istrinya, Luhan langsung memeluk Junghyun dengan
erat.
“Wae? Ada apa Luhan?” tanya Junghyun lagi.
Junghyun merasa ada yang aneh dengan Luhan yang pulang lebih
awal dan langsung memeluknya seperti ini, seperti orang yang sudah lama tak
bertemu.
“Aku hanya merindukanmu, dan biarkan aku memelukmu sebentar”
jawab Luhan.
Junghyun tersenyum mendengar penuturan Luhan bahwa dia
merindukan Junghyun, padahal setiap hari mereka bertemu bahkan tidur pun kini
mereka bersama dan Luhan selalu memeluknya.
Luhan perlahan melepas pelukannya dan menatap intens kemanik
mata Junghyun, mata yang teduh milik Junghyun membuatnya semakin merasa
bersalah mengingat kejadian tadi di café bersama Jinni.
Dan Luhan juga tidak mungkin mengakui kalau tadi Jinni
menciumnya, yang pasti Junghyun akan salah paham dan marah padanya. Luhan tidak
mau itu semua terjadi, dia tak ingin kehilangan istrinya.
“Apa ada masalah?” tanya Junghyun sambil mengelus pipi
Luhan.
“Ani” Luhan menggelengkan kepalanya kemudian mendekatkan
wajahnya ke wajah Junghyun dan hendak menciumnya tapi Junghyun menahan Luhan.
“Wae? Kau tak mau aku cium?” protes Luhan.
“Bukan begitu, mandilah dulu aku akan menyiapkan makan malam”
kata Junghyun, tapi Luhan tak menghiraukan perkataan istrinya dan malah
menariknya lebih erat dengan tubuhnya.
“Berikan aku bibirmu dulu baru aku akan mandi”
Belum sempat Junghyun menjawab perkataan Luhan, Luhan sudah
lebih dulu melumat lembut bibirnya tanpa persetujuannya, tapi Junghyun juga
tidak bisa menolak dan malah membalas lumatan bibir Luhan yang semakin lama tak
hanya bermain dengan bibirnya tapi mulai memainkan lidahnya dan masuk kedalam
rongga mulut Junghyun untuk mencari lidahnya.
Cukup lama mereka berciuman dan Luhan hampir menggendong
Junghyun masuk kedalam kamar untuk melakukan hal lebih, tapi ponsel Luhan berdering
dan mengganggu aktifitas mereka.
Luhan masih tak menghiraukan panggilan yang membuat
ponselnya berdering tapi sialnya tak mau berhenti yang akhirnya Luhan dan
Junghyun harus benar-benar menghentikan aktifitas yang sedang mereka nikmati.
“Aish sebenarnya siapa ini, mengganggu saja” gerutu Luhan.
“Nugu?” tanya Junghyun. Dan tertulis omma di layar
ponselnya.
“Yeoboseo” kata Luhan setelah mengangkat panggilannya.
“Luhanie, kenapa lama sekali mengangkat telponnya, apa kau sibuk?” suara omma dari
seberang.
“Ne, aku sedang sibuk omma” jawab Luhan sambil melirik
kearah Junghyun dan menunjukkan
smirknya.
Junghyun yang mendengarkan wajahnya menjadi merah dan memukul pelan dada Luhan, maksud
Luhan panggilan dari ommanya mengganggu kesibukannya dengan Junghyun.
“Aigoo, miane
kalo omma sudah mengganggumu, pasti pekerjaan dikantor sangat banyak”
Jelas omma
berkata seperti itu karna tidak tahu kesibukan apa yang sebenarnya sedang
dilakukan anaknya, bahkan sekarang Luhan sudah berada dirumah.
“Kwencana omma,
tapi ada apa omma menelpon?”
“Ah ya omma
hampir lupa, nanti datanglah kerumah bersama Junghyun appa ingin bicara padamu”
“Memang apa yang
ingin di bicarakan?”
“Datanglah dulu
nanti kau akan tahu, sudah omma tunggu ne”
“Ne omma”
Luhan menutup telponnya
dan kembali memandang istrinya yang masih setia disampingnya karna memang dari
tadi Luhan memeluk pinggang istrinya dan tak mengijinkannya pergi.
“Kau tak usah
memasak, kita makan malam di rumah omma saja” kata Luhan.
“Omma meminta
kita kesana?” tanya Junghyun.
“emm” jawab Luhan
singkat sambil mengangguk.
Luhan sudah akan
memulai lagi aksinya yang masih ingin ia nikmati yang sempat terganggu oleh
ponselnya, tapi kali ini Junghyun tak mau menurutinya dan sedikit menjauh dari
Luhan.
“Lebih baik kita
bersiap dan berangkat kerumah omma” kata Junghyun.
Luhan tersenyum
gemas karna istrinya, tapi memang benar mereka harus bersiap untuk pergi ke
rumah orang tuanya karna ayahnya memintanya kesana dan Luhan selalu menuruti
semua perkataan dan permintaan ayahnya bagaimanapun sibuknya dia.
#
Jinni menyerahkan
amplop coklat berisi beberapa lembar uang kepada namja berawakan tinggi kurus
dengan rambut dicat berwarna pirang.
“thank’s, jika
bukan karena aku membutuhkan uang, aku tak akan membentumu noona, dan jangan
beri tahu Kris hyung tentang ini” kata namja itu setelah menerima amplop
tersebut.
“Aku takkan
mengatakan apapun padanya” balas Jinni.
Namja tersebut
kemudian pergi meninggalkan Jinni, namun sebelum namja itu benar-benar pergi
Jinni menahan langkahnya.
“Tao-ya, kalau
kau begitu membenciku, kenapa kau mau membantuku?” tanya Jinni sinis.
“He, kau kira aku
sepenuh hati membantumu?” jawab Tao.
“Kau wanita yang
mempunyai hati paling keras dan tak tau berterima kasih yang kukenal”
lanjutnya.
“Apa maksudmu?”
tanya Jinni geram dengan kata-kata Tao.
“Suatu saat kau
akan tahu bahwa selama ini kau salah Kim Jinni”
Tao melangkah
pergi dengan menyisakan pertanyaan dalam benak Jinni yang masih tak mengerti
dengan ucapan Tao, apa yang belum ia ketahui?
Di tempat lain,
Luhan dan Junghyun sudah sampai di kediaman orang tua mereka. Omma langsung
menyuruh mereka ke ruang makan karna ayahnya menunggu di sana. Dan juga memang
saatnya untuk makan malam.
“Aboji, apa yang
akan kau bicarakan?” tanya Luhan di tengah-tengah waktu makan malam.
“Appa akan
memberi kalian hadiah” jawab appa.
“Hadiah?” tanya
Luhan lagi.
Appa mengangguk
kemudian memberikan beberapa lembar brosur tempat wisata kepada Luhan. Tertulis
tempat tujuannya adalah Bali. Luhan masih tidak mengerti mengapa ayahnya
memberikan hadiah sebuah brosur.
“Berliburlah, ya
katakanlah ini bulan madu semenjak kalian menikah, kalian belum pernah berbulan
madu kan?” omma menjelaskan maksud dari suaminya.
Luhan dan
Junghyun saling berpandangan, memang meski mereka menikah selama 2 tahun, tapi
Luhan dan Junghyun selalu menolak jika di suruh bulan madu dengan alasan sibuk.
Yang memang pada awalnya mereka menganggap pernikahan ini adalah sebuah kontrak
antara mereka berdua.
Tapi sekarang
lain ceritanya karna mereka sudah saling membuka hati bahkan saling mencintai,
jadi mungkin tak akan ada alasan lagi bagi mereka menolak hadiah dari ayahnya.
“Tapi akhir-akhir
ini pekerjaan di kantor sangat banyak appa”
“Berangkatlah
minggu depan, sisanya serahkan pada sekretarismu dan appa yang akan mengurusnya”
jelas appa.
“Dan kalin pilih
kemana kalian akan pergi” lanjut omma dengan menunjuk brosur yang di pegang
Luhan.
Sehun yang duduk
di samping omma hanya menampilkan wajah sebalnya sambil memandangi hyung dan
noonanya yang tengah melihat-lihat brosur.
“Kau beruntung
sekali hyung, aku juga ingin mendapat hadiah” kata Sehun sambil melirik kearah
ayahnya.
Luhan seketika
menoleh kearah adiknya saat Sehun mengatakan kalau dia iri kepadanya karna
mendapat hadiah dari appa.
“Kau ini, ujian
saja tak pernah belajar ingin mendapat hadiah” omma menjawab keinginan Sehun
sambil memukul kepalanya.
“Ah appo omma,
kenapa selalu memukulku” protes Sehun kesakitan.
“Jika nilaimu di
semester ini lebih baik, appa akan memberikan hadiah untukmu” kata appa.
“Oh jinja appa?”
kata Sehun girang dan melupakan rasa sakit dikepalanya.
Appa mengangguk
menjawab Sehun dan diiringi gelak tawa oleh Luhan dan Junghyun yang melihatnya,
adik satu-satunya luhan yang masih kekanakan meski kadang dia berlagak seperti
orang dewasa.
#
Luhan melupakan
begitu saja apa yang terjadi beberapa hari lalu bersama Jinni di cafe, tapi
tidah untuk hari ini Luhan kembali mengingat dan sekarang tak tahu kenapa ada
foto dirinya bersama Jinni yang berciuman tersebar di internet.
Perusahaan riuh
karna di sana-sini membicarakan perihan scandal foto CEOnya yang tengah
berciuman dengan mantan sekretarisnya tersebar luas ke dunia maya, dan bahkan
karna kejadian itu harga saham perusahaannya menurun drastis.
Tak sedikit dari
investor dan rekan bisnisnya memutuskan kontrak kerja, bagi mereka ini hal yang
memalukan dimana Luhan sudah beristri dan bagaimana mungkin dia berciuman
dengan yeoja lain.
Meski di foto
tersebut Luhan terlihat terkejut denan ciuman Jinni dan tak merasa senang,
namun para investor tetap mencabut kontraknya sepihak dengan perusahaan Luhan.
“Bagaimana ini
sajangnim?” tanya salah satu direktur kepada Kris.
Kris masih diam
sambil memandangi foto Luhan dan wanita yang dicintainya berciman di layar
tablet miliknya.
“Jangan lakukan
apapun” kata Kris dingin.
“Tapi bukankah
ini keterlaluan sajangnim?” tanya yang lainnya.
“Aku bilang
jangan lakukan apapun!!” jawab Kris dengan nada tinggi kemudian meninggalkan
ruang rapat begitu saja.
Tak hanya kesal,
Kris merasa sangat marah melihat foto itu, tapi Kris bukan seorang yang bodoh
dan mengambil keputusan begitu saja tanpa mencari kebenarannya.
Kris bergegas
mencari Jinni keapartemennya namun nihil, dia tak menemukan Jinni di sana Kris
yakin kalau Jinni pasti bersembunyi.
Akhirnya Kris
beralih ke kantor Luhan untuk menanyakan apa yang sebenarnya terjadi, mengapa
foto mereka bisa tersebar dengan adegan berciuman.
“Kau bisa
jelaskan apa maksudnya?” tanya Kris datar namun penuh amarah.
“Aku juga tak
tahu kenapa foto itu bisa tersebar” jawab Luhan.
“Jadi benar kalau
foto itu asli?” tanya Kris lagi dan kali ini dia tak bisa menahan amarahnya
sambil mencengkram kerah baju Luhan.
Luhan tahu Kris
sangat marah dengan merasakan cengkraman tangan Kris di kerahnya, tapi Luhan juga
tak bisa mengelak kalau itu bukan sebuah kebohongan.
“Lepaskan...”
Luhan menepis tangan Kris.
“Memang benar,
tapi dia yang tiba-tiba menciumku, bahkan aku tak tahu kalau saat itu ada yang
mengambil gambar kami” lanjut Luhan.
Kris memijit
pelipisnya, kepalanya terasa ingin meledak rasa cemburunya sudah di ubun-ubun
dan tak hanya itu perbuatan Jinni sudah sangat keterlaluan. Mungkin ini saatnya
Kris mengatakan yang sebenarnya pada Jinni tapi dimana dia sekarang.
#
Tangan Junghyun
bergetar melihat foto-foto Luhan bersama Jinni yang berada di dalam amplop yang
dikirimkan seseorang keapartemennya, tak hanya foto saat Luhan dan Jinni di
cafe tapi juga foto masa lalu mereka yang menunjukkan kemesraan mereka.
Matanya mulai
memanas dan pelupuk matanya sudah tak mampu membendung air didalamnya, Junghyun
mulai menangis melihat foto suaminya bermesraan dengan yeoja lain meski dulu
Junghyun juga tahu kalau mereka sepasang kekasih.
Tapi kini hati
Junghyun sepenuhnya milik Luhan, melihat hal seperti ini tentu sangat
menyakitkan apalagi Luhan mengatakan kalau dia sudah tak mencintai Jinni.
Junghyun perlahan
melepas cincin pernikahannya dan meletakkannya di atas foto tersebut kemudian
pergi meninggalkan apartemen tanpa sepengetahuan Luhan.
Fikiran Luhan
kalut dengan hal ini, keadaan perusahaan yang riuh juga para investor yang
memutuskan kontraknya. Dan saat ini Luhan teringat Junghyun istrinya harapan
Luhan semoga Junghyun belum tahu tentang foto itu.
Tapi sayang saat
Luhan mencarinya di apartemen mereka, Luhan tak bisa menemukan istrinya dan
badannya semakin lemas saat Luhan melihat cincin pernikahan yang di berikannya
untuk Junghyun tergeletak bersama foto dirinya dengan Jinni.
Luhan tahu kalau
istrinya pasti pulang ke Busan dan Luhan juga harus segera mengejarnya untuk
menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Tapi belum sempat Luhan menjalankan
mobilnya, appa menyuruh Luhan pulang.
Itu membuat Luhan
mengurungkan niatnya menyusul Junghyun dan memilih pergi kerumah oarang tuanya,
karna hal ini juga menyangkut mereka.
PLAAKKK
Sebuah tamparan
keras dipipi Luhan dari ayahnya, Luhan meringis kesakitan mendapat tamparan
keras saat Luhan baru saja sampai.
“Dasar anak tak
berguna, apa yang kau lakukan hah!!” murka appa di depan Luhan.
Omma dan Sehun
hanya bisa diam menyaksikan Luhan di marahi dan di tampar di depan mereka tanpa
bisa membantu.
“Mi...miane
app...” kata Luhan terbata.
“Diam, darahku
yang tak pernah mengalir dalam tubuhmu tetaplah tak bisa mewarisi meski aku
sudah mengajarkanmu banyak hal” potong appa.
DEG
Omma melebarkan
matanya mendengarkan perkataan suaminya yang selama 20 tahun ini berjanji tak
akan ia katakan, apalagi Sehun yang lebih terkejut dengan perkataan appanya,
apa maksudnya?
.
.
.
TBC
Makasih baut yang
tetap menunggu FF buatanku, untuk he’s your sonny di tunggu dulu ya ^^
Kritik dan saran tetap ditunggu, tapi jangan kasih kritik
kalau tidak kasih saran ya… ^_^
Waduh....apa mksd appa luhan...aduh thor..aq nunggun he's my son?
ReplyDeletemaaf ya,,,belum aq lanjutin, kmren2 sbuk bnget soalnya,,, hehehe
Deletesabar dulu dech,,, :D