He’s Your Son (3/?)
Author : Fujiwara Yumi
Genre : Ga tau ini Genrenya apa :D
Main cast : Song Eun Hee, Luhan, Song Hyun Ki, Kim Joong
In, Kim Jongdae (chen)
Other cast : Silahkan di cari sendiri ^^
Perhatian!!
Semua FF yang saya buat berdasarkan pemikiran sendiri,
inspirasi kebanyakan dari drama atau kehidupan pribadi, No Copy n No Bash.
Jangan bingung saat baca karna q ga kasih Point Of View (POV)
tapi q kasih pembatas, dan AWAS!! banyak typo bertebaran. ^^
Happy Reading
Eunhee tersenyum
melihat Hyunki yang terlihat begitu senang bisa menyusun rubiknya meski baru sebelah
saja yang bisa dia susun.
“Hyunki” Eunhee dan
Hyunki menoleh kearah suara yang memanggil nama Hyunki di depan mereka berdua.
“Lu…han” sebut Eunhee
pelan.
Eunhee kali ini tak
bisa berkilah seperti kemarin karna sekarang dia bersama Hyunki, jika dia
berbohong kalau dirinya bukan eunhee pada Luhan, Hyunki pasti akan bertanya
macam-macam padanya.
Luhan mulai melangkah
mendekati Hyunki juga Eunhee, matanya tak lepas dari mata Eunhee yang juga
sedang menatapnya.
“Eunhee…ini benar kau
bukan?” tanya Luhan.
“Dan Hyunki adalah…”
belum selesai bicara Hyunki memotongnya.
“Dia ommaku ahjussi”
kata Hyunki bersemangat.
Luhan tetap mengingat
Eunhee meski sudah 6tahun berlalu, harusnya Eunhee tak sekaget ini karna
sebelumnya dia juga sudah berpapasan dengan Luhan meski tak mengaku kalu dia
benar Eunhee.
Tapi sekarang yang
harus difikirkan adalah bagaimana harusnya Eunhee bersikap, Eunhee sungguh tak
ingin bertemu dengan namja ini lagi, apakah dunia sesempit ini yang harus
mempertemukan dia dengan luhan?
Luhan menetralkan mimik
wajahnya dan berjongkok di hadapan Hyunki sambil tersenyun dan mengabaikan
Eunhee.
“Kau akan berangkat
sekolah bukan?” tanya Luhan.
“Mmm” jawab Hyunki singkat sambil mengangguk.
“ya sudah,
berangkatlah nanti kau terlambat” lanjut Luhan sembari mengelus rambut hitam
milik Hyunki.
Luhan berjalan
kesamping memeberi jalan untuk Eunhee dan Hyunki tanpa menatap Eunhee dan hanya
menatap Hyunki. Eunhee juga tak begitu mempedulikan Luhan dan terus berjalan
melewatinya meski hatinya bertanya kenapa tiba-tiba Luhan bersikap acuh.
Luhan melanjutkan
langkahnya menuju kantor setelah Eunhee dan Hyunki berlaluh, entah bisa
berkonsentrasi atau tidak Luhan hari ini karan baru saja mengetahui kalu Hyunki
adalah anak dari Eunhee, gadis yang selama ini dia cari sudah mempunyai anak
dan mungkin juga Eunhee sudah menikah.
Benar saja Luhan tak bisa berkonsentrasi sepanjang hari setelah
pertemuannya dengan Eunhee tadi pagi, dan apakah benar Eunhee sudah menikah?
Pertanyaan itu selalu berputar di otak Luhan, tapi ada bukti kalau Eunhee
sudah menikah dengan adanya Hyunki sebagai anaknya. Luhan masih belum berfikir
bahwa itu anaknya karna selama 6 tahun Luhan tak bertemu dengan Eunhee.
Tapi Luhan tetap harus memastikan apakah Eunhee sudah menikah atau belum,
bukankah dia punya adik?
Ya tentu saja Luhan ingat kalau Jongin adik Eunhee dan dia bisa ditanyai
segala sesuatu tentang Eunhee bukan. Luhan mengambil gagang teleponnya dan
meminta Jongin untuk pergi keruangannya.
“Ada apa manager?” tanya Jongin setelah sampai diruangan Luhan.
“Jongin-ah, aku ingin bertanya sesuatu padamu tapi ini diluar pekerjaan”
Luhan sedikit berbasa-basi karna ini menyangkut keluarganya.
“Apa itu manager?” tanya Jongin lagi.
“Ini soal kakakmu, sepertinya aku pernah mengenalnya”
“Ah benarkah manager? Ya memang dia pernah tinggal di Cina beberapa tahun”
“Lalu dimana suaminya, aku tak pernah melihatnya membantu Eunhee di kedai”
Jongin terlihat berfkir sejenak, apa yang harus dia katakan tentang
kakaknya dan kenapa managernya menanyakan hal pribadi tentang kakaknya,
seandainya dia memang kenal dengan kakaknya mengapa tak ditanyakan langsung
pada kakaknya.
“Mmm, dia belum menikah dan mengapa ada Hyunki, itu bukan karena noona
adalah gadis yang bergaul bebas tapi karna dia di hamili oleh lelaki kurang
ajar di Cina”
DEG
Jantung Luhan tiba-tiba berdetak semakin cepat setelah mendengar penjelasan
Jongin tentang Eunhee, apakah dirinya yang membuat Eunhee seperti ini? Apakah
laki-laki kurang ajar itu adalah dia? Apakah karena itu Eunhee menghindarinya?
Berbagai pertanyaan muncul di otak Luhan tentang Eunhee, tapi jika waktu
itu dia hamil karenanya mengapa Eunhee tak pernah mencarinya.
Fikirannya tak pernah berhenti memikirkan hal itu sampai malam mulai larut
dan kini Luhan memandangi kedai Eunhee yang cukup ramai dari sebrang jalan,
melihat Eunhee yang sibuk melayani pelanggan.
“Kenapa kau tak pernah keluar kalau aku datang kesana Eunhee” gumam Luhan
yang masih setia melihat wanita yang selama ini dia cari.
“Aku merindukanmu Eunhee” gumamnya lagi, tanpa sengaja Eunhee melihat
kearah Luhan, Luhan semakin lekat memandangi Eunhee meski dari kejauhan, baru
akan tersenyum karna Eunhee memandanginya.
Eunhee sudah membuang pandangannya seperti enggan melihat Luhan dan
seketika itu juga senyum yang Luhan ciptakan hilang.
#
Hyunki mengerjapkan matanya pelan mulutnya membuka lebar karna menguap,
tangannya pun sedikit mengusap matanya yang berair dan masih terasa mengantuk.
“Ommaa...” panggil Hyunki setelah kesadarannya penuh.
“Ne sayang” jawab Eunhee dari luar kamar.
Eunhee masuk kedalam kamar dan melihat anaknya sudah bangun dengan wajah
yang kusut namun tetap terlihat imut.
“Anak omma sudah bangun” Eunhee merapikan rambut milik Hyunki yang
berantakan.
“Omma, apa aku kesiangan?” tanya Hyunki, Eunhee melihat kearah luar jendela
sekilas.
“Mmm, ini memang sudah siang sayang, tapi hari ini kan minggu makanya omma
tidak membangunkanmu” jawab Eunhee.
Hyunki tersenyum setelah mengingat kalau hari ini dia tidak masuk sekolah
kemudian memeluk ibunya dan memejamkan matanya kembali dalam pelukan Eunhee.
“Eey, jangan tidur lagi, ayo bangun kemudian mandi, nenek Kim datang dan
menunggumu di luar” Eunhee berkata sambil mengangkat wajah anaknya dan mengelus
pipinya lembut.
“Oh, halmoni kesini?” tanya hyunki semangat dan di balas anggukan oleh
Eunhee.
Hyunki berlari keluar kamarnya dan langsung berhambur kepelukan nenek Kim
yang tak lain adalah ibu Jongin. Dia kesini karna merindukan Jongin, Hyunki
juga Eunhee yang sudah beberapa bulan ini tak mengunjunginya setelah Eunhee
memutuskan pindah ke Seoul bersama Jongin.
“Aigoo, cucu nenek sudah semakin besar, nenek rindu sekali denganmu”
“Aku juga sangat merindukan nenek”
Eunhee dan Jongin hanya tersenyum melihat mereka yang sedang mencurahkan
kerinduan, tapi Hyunki harus mandi terlebih dahulu karna kalau sudah terlanjur
siang, Hyunki pasti sulit di suruh mandi.
Selesai memandikan Hyunki, Eunhee bersiap berangkat untuk membuka kedainya
karna setiap hari minggu Eunhee membukanya dari pagi sampai sore hari, berbeda
dengan hari biasanya kedainya di buka dari siang sampai malam hari.
“Noona, kau sudah akan berangkat?” tanya Jongin.
“Ne, Jongin-ah”
“Tapi pekerjaanku belum selesai Noona”
“Selesaikanlah dulu, nanti kau menyusul saja”
Jongin memang sering membawa pekerjaan kantornya kerumah agar di hari senin
tidak terlalu menumpuk. Maka dari itu Luhan menyukai pekerjaan Jongin dan lebih
akrab dengannya dibanding karyawan lainnya.
“Bibi, aku titip Hyunki dulu ya, maaf merepotkanmu”
“Kwencana Eunhee-ya, bibi malah senang bisa bersama dengan Hyunki pergilah
hati-hati di jalan
“Hyunki-ah, omma pergi dulu, jangan nakal sama halmoni arrachi”
Hyunki tersenyum kemudian mencium kedua pipi Eunhee dan melampaikan
tangannya. Bibi Kim memandang Eunhee dengan tatapan sendu merasa kasihan
melihat keponakannya harus menjalani kehidupan yang begitu keras.
Sampai di tempat dimana biasanya Eunhee membuka kedainya, tanpa menunggu
lama Eunhee menyiapkan beberapa peralatan untuk mendirikan tenda, tapi kali ini
tak seperti biasanya tiang untuk penyangga tendanya sulit di pasang dan hampir
roboh mengenai dirinya kalau tangan seseorang tidak menahannya.
“Chen” sebut Eunhee.
“Berhati-hatilah, kenapa suamimu tak membantumu?” Chen bertanya tanpa
menoleh kearah Eunhee dan sibuk membantu Eunhee mendirikan tenda.
“Ah, aku...tidak punya suami” jawab Eunhee lirih.
Chen menoleh kearah Eunhee yang menundukkan kepala menyembunyikan wajahnya
yang sedih. Melihat itu Chen berfikir dan yakin kalau dugaannya selama ini
benar kalau Hyunki yang dia lihat waktu itu anak temannya Luhan.
Mengingat 6 tahun yang lalu Chen pernah melihat Eunhee menanyakan alamat
Luhan beberapa minggu setelah pertemuan Eunhee dan Luhan di bar kepada Lay.
“Miane” sesal Chen.
Eunhee hanya tersenyum mendengar permintaan maaf Chen kemudian melanjutkan
menata kedai kecil miliknya sampai semuanya siap tanpa berkata apapun meski
masih ada Chen disana yang membantunya.
“Jadi, kapan kau kembali ke Korea?” Chen mencoba memecah keheningan yang
terjadi antara dirinya dengan Eunhee.
“Sudah lama aku kembali” jawab Eunhee datar.
Eunhee sedikit tidak suka dengan Chen yang tiba-tiba datang dan menanyakan
banyak hal tentangnya. Dulu pun dia dan Eunhee tidak saling mengenal hanya
sama-sama tahu bahwa mereka satu kampus.
“Jangan menatapku seperti itu, maaf jika aku terlalu banyak bertanya” Chen
merasa tatapan tidak suka Eunhee padanya.
“Aku hanya ingin tahu karna saat kau tiba-tiba menghilang, kedua temanmu
bingung mencarimu bahkan mereka berdua sampai datang kerumahmu tapi tak mendapat
jawaban apapun dari kedua orang tuamu” lanjut Chen panjang lebar.
Memang benar setelah diusir pergi oleh ibunya, Eunhee pulang ke Korea
dengan uang tabungannya dari hasil kerja paruh waktu. Jika bukan karna dirinya
hamil mungkin hidupnya tak semenyedihkan ini dan mungkin juga dia punya
pekerjaan yang lebih menjamin hidupnya.
Bukankah Hyunki anak Luhan dan sekarang juga Luhan ada di Korea. Tapi hati
Eunhee masih ragu kalau keadaan memaksanya mengatakan bahwa Hyunki anak Luhan,
ragu karna takut Luhan tak mengakuinya dan malah mencaci makinya.
“Eunhee, apa aku salah bicara?” Chen mengibas-ibaskan tangannya di depan
wajah Eunhee.
“Ah ani...aku hanya teringat kedua temanku, bagaimana mereka sekarang” Eunhee
sedikit berbohong sambil menyodorkan makanan kepada Chen yang duduk
dihadapannya.
“Ku dengar Xiumin akan menikah dengan salah satu temanmu bulan depan di
Cina dan juga akan mengadakan pesta di Korea”
“Benarkah?”
Yang di maksud Chen pasti Yimei, Eunhee tak menyangka jika Yimei akhirnya
bersama Xiumin lelaki yang dari dulu sudah disukai temannya itu. Lalu bagaimana
dengan Eunhee sendiri, apakah selamanya dia akan hidup sendiri membesarkan
Hyunki tanpa menikah.
Karna perasaan dihatinya sepertinya enggan mengenal lebih dekat seorang
namja dan mencintainya, Eunhee hanya tak ingin kehidupan rumah tangganya
seperti keluarganya yang berakhir dengan perceraian dan sang anak yang akhirnya
menjadi korban.
Tapi apakah dia mampu bila harus hidup sendiri selamanya, bukankah Jongin
juga akhirnya harus menikahi seorang gadis dan tak mungkin juga selamanya
Eunhee tinggal bersama Jongin.
“Jadi, apakah kau akan datang ke pesta pernikahan mereka?” tanya Chen.
“Entahlah, aku sudah lama tak bertemu dengan Yimei” jawab Eunhee.
“Ya sebenarnya sama, aku lama tak bertemu dengan Xiumin setelah kami
menyelesakin kuliah, tapi satu minggu yang lalu aku bertemu dengannya di
Myeongdong”
Eunhee hanya menganggukkan kepala menyimak cerita drai Chen tentang
pertemuannya dengan Xiumin dan kabar pernikahan temannya.
“Ah, aku telat...” pekik Chen sambil menatap jam tangannya yang membuat
eunhee kaget.
“Aku pergi dulu, lain waktu aku akan mampir kesini lagi” lanjut Chen
sembari berdiri dari duduknya.
“Memang kau mau kemana?” tanya Eunhee.
“Aku bekerja di cafe dekat gang itu” jawab Chen dengan menunjukan arah gang
tersebut.
Chen berlalu sambil melambaikan tangannya kearah Eunhee dan dibalas
senyuman olehnya. Tak lama kemudian Jongin baru datang kekedai Eunhee saat Chen
pergi.
#
Hari libur yang menyenangkan seharusnya untuk merefresh otak, tapi tidak
dengan Luhan yang masih bergelut dengan pikirannya tentang Eunhee dan Hyunki. Dia
tak bisa memendam rasa penasarannya lebih lama dan seharusnya ia bertanya pada
Eunhee langsung.
Dengan ragu Luhan melangkahkan kakinya mendekati kedai Eunhee yang mulai
sepi dan melihat Jongin keluar dari sana sambil sedikit berlari.
Luhan melanjutkan langkahnya memasuki kedai Eunhee dan menggunakan
kesempatan ini untuk bertanya kepadanya selagi Jongin pergi.
“Anyeong...” Eunhee tak melanjutkan sapaannya karna yang datang ternyata
Luhan.
Luhan menatap matanya tajam tapi Eunhee dengan cepat memalingkan wajahnya
kearah lain menghindari kontak mata dengan luhan.
“Silahkan duduk” kata Eunhee singkat sambil berlalu pergi tapi Luhan
tiba-tiba menahan lengannya.
“Eunhee, kau ingat aku bukan?” tanya Luhan.
Eunhee seakan tak mampu menatap wajah Luhan, dia ingat bahkan tak pernah
melupakannya sedikit pun. Luhan namja yang telah manghamilinya dan membuat
hidupnya seperti ini.
“Eunhee lihat aku” lanjut Luhan. Mau tidak mau Eunhee menatap Luhan karna
dipaksa.
“Kau ingat aku bukan?” tanya Luhan lagi.
Eunhee masih diam berfikir apakah dia harus jujur atau tidak, tapi jika
tidak bukankah Luhan teman Chen? Dan Chen tahu siapa dirinya.
“Ya aku mengingatmu Luhan, aku tak pernah melupakanmu meski kita hanya satu
kali bertemu” Eunhee menjawab dengan nada yang menahan amarah.
“Jika kau mengingatku, kanapa waktu itu kau menghindar?”
“Karna aku tak ingin bertemu lagi denganmu”
“Tapi kenapa?” Eunhee menghela nafasnya kasar tak bisa menjelaskan lebih
lanjut apa yang membuat Eunhee begitu membenci Luhan.
“Hyunki...apakah dia anakku?”
Pertanyaan yang tak pernah diduga Eunhee keluar dari mulut Luhan, bagaimana
mungkin dia tahu kalau Hyunki anaknya. Bukankah setelah menidurinya Luhan tak
memperdulikannya.
“Kenapa kau bisa berfikir seperti itu, apa karna wajahnya mirip denganmu?”
“Ya, dan bagaimana dia juga menyukai rubik sama sepertiku”
“Kau terlalu yakin hanya karna itu Luhan”
“Tidak, aku yakin karna setelah malam itu kau tiba-tiba menghilang,
sekarang kau sudah mempunyai anak dan kau tak mempunyai suami”
“Apa kau selalu mengingat bagian akhir setiap kau meniduri wanita?”
“Apa maksud mu?, aku hanya sekali tidur dengan wanita dan itu kau”
Pertengkaran sengit yang terjadi antara Eunhee dan Luhan membuat mereka tak
sadar kalau ada orang lain yang sedang mendengarkan pertengkaran mereka.
“Jadi kau orang itu?”
BUG
Satu pukulan keras mendarat di wajah Luhan dan membuat tubuhnya terhuyung
kebelakang karna tak siap menerima pukulan tersebut.
“Jongin-ah...” Eunhee setengah menjerit.
BUG
“Kau tak tahu bagaimana menderitanya kakakku hah!!”
Jongin tak bisa menahan amarahnya mengetahui kalau ternyata Luhan yang
telah meniduri kakaknya dan tak bertanggung jawab atas perbuatannya, dan Jongin
juga tak memeperdulikan kalau yang sedang ia pukul ini adalah managernya.
Jongin hanya meluapkan rasa kesalnya terhadap Luhan yang sudah membuat
hidup Eunhee dan Hyunki menderita.
Luhan mencoba bangun dan memposisikan tubuhnya seperti semula tapi Jongin
terus memukulinya berulang-ulang.
“Jongin hentikan...” pekik Eunhee.
.
.
.
TBC
TBCny ganggu ya,,,hehehe
Mian, episode ini segini dulu ya, dan untuk nextnya ditunggu ya ^^
Kritik
dan saran tetap ditunggu, tapi jangan kasih kritik kalau tidak kasih saran ya…
^_^
Aaaaa....kurang pnjng thorr...mw lbh pnjng lg....kasian noh lu ge d gebukin sma kkmjong
ReplyDeleteiyaaa,,,,abisnya luhan gitu sich,,, :P
DeleteAaaa...nrx chptr ny jgn lama2 y thor...
ReplyDelete