He’s Your Son (5/?)
Author : Fujiwara Yumi
Genre : Ga tau ini Genrenya apa :D
Main cast : Song Eun Hee, Luhan, Song
Hyun Ki, Kim Joong In, Kim Jongdae (chen)
Other cast : Silahkan di cari sendiri
^^
Annyeonghaseyo...author comeback setelah sekian lama hiatus karna masih
belum bisa move on setelah Luhan keluar dari EXO, tapi berapa lamapun
sepertinya tetap ga bisa move on dari Luhan ^_^ maaf ya yang sudah merasa di
PHP-in sama author karna ini FF lama ga di lanjut. Oke, ga usah panjang lebar
silahkan langsung baca lanjutannya aja kalo ada yang lupa sama jalan ceritanya
bca lagi ya :P
Perhatian!!
Semua FF yang saya buat
berdasarkan pemikiran sendiri, inspirasi kebanyakan dari drama atau kehidupan
pribadi, No Copy n No Bash.
Jangan bingung saat baca karna q ga
kasih Point Of View (POV) tapi q kasih pembatas, dan AWAS!! banyak typo
bertebaran. ^^
Happy Reading
Chen membalas tatapan Eunhee dan membuatnya berkesiap karna
Chen mengetahui kalau dia sedang memandangnya dengan wajah yang penuh rasa
kagum.
Chen tersenyum melihat tingkah Eunhee yang sedikit gugup
setelah dia menatapnya. Hyunki menyadari dua orang dewasa yang dihadapannya
sedang saling tatap dan tersipu.
“Ahjussi” panggil Hyunki yang membuat Chen beralih
menatap Hyunki.
“Ne Hyunki?”
“Apa kau bisa mainkan ini untukku?” tanya Hyunki sembari
menyodorkan rubik kearah Chen.
Chen sedikit mengerutkan keningnya melihat rubik yang masih
dipegang Hyunki kemudian tersenyum sambil mengambilnya.
Raut wajah Hyunki berubah kembali muram setelah mendengar
bahwa Chen tidak bisa memainkan rubik untuknya.
“Hanya dia yang bisa memainkannya” gumam Hyunki.
Eunhee dan Chen bisa mendengar gumaman Hyunki dan membuat
Chen penasaran siapa dia yang di maksud Hyunki tapi Eunhee sudah menyelanya
karna tahu Chen pasti akan bertanya.
“Hyunki-ya, ini saatnya kau istirahat nanti kalau
dokter kesini kau akan dimarahi”
“Baiklah omma” Hyunki menuruti perkataan ibunya.
“Tapi nanti Luhan ahjussi pasti kesini kan?” lanjut Hyunki
yang sukses membuat ibu dan Chen sedikit terkejut.
Dalam fikiran Chen akhirnya menerka bahwa mereka sudah
saling bertemu, sedangkan dalam benak Eunhee kenapa akhirnya Hyunki menyebut
nama itu padahal masih ada Chen disini.
“I…iya, sudah tidurlah” jawab Eunhee sedikit tergagap.
“Eunhee” panggil Chen.
Eunhee tahu yang dimaksud oleh Chen kemudian dia mengajak Chen
keluar ruangan agar Hyunki tidak mendengarkan percakapan mereka.
Eunhee dan Chen duduk di bangku taman yang terdapat di rumah
sakit tersebut. Beberapa saat mereka hanya saling membuangkam mulut mereka,
Eunhee masih ragu harus mulai bicara dari mana sampai akhirnya Chen yang
terlebih dahulu bertanya.
“Kalian sudah bertemu?” tanya Chen.
“Mmm” jawab Eunhee.
“Aku tidak tahu bagaimana dia bisa ada di korea” lanjut
Eunhee.
“Dia memang mencarimu Eunhee” Chen menarik nafasnya lebih
dalam sejenak.
“Aku tidak tahu apa yang kalian lakukan malam itu, kenapa
kau menghilang dan sekarang tiba-tiba kau sudah mempunyai Hyunki” Chen menoleh
kearah Eunhee.
Eunhee sedikit gugup dengan apa yang dikatakan Chen, Chen
berbalik dan menatap mata Eunhee seakan mengunci tubuhnya dan bersiap
menghakimi Eunhee.
“Setelah kalian bertemu, apa yang ia katakan?” tanya Chen.
“Di…dia bertanya macam2, termasuk tentang Hyunki” jawab
Eunhee gugup.
“Jadi, apa benar Hyunki anak Luhan?” tanya Chen lagi.
Diam. Itu yang selalu dilakukan Eunhee saat pertanyaan yang
sama dilontarkan untuknya, bukan dia ingin mengelak tapi entah mengapa dalam
hatinya masih enggan mengakui bahwa Hyunki benar anaknya dengan Luhan.
“Jawab pertanyaan Chen, Eunhee” Luhan tiba-tiba datang dan
seakan ikut mendesak Eunhee untuk mengungkapkan kebenarannya.
Eunhee dan Chen sama-sama terkejut dengan kedatangan Luhan
yang tiba-tiba, tapi Chen lebih mengontrol mimik wajahnya menjadi biasa. Kini
Luhan sudah berada dihadapan Eunhee dan menatapnya tajam diikuti Chen yang juga
menatapnya mengisyaratkan bahwa Eunhee memang harus menjawabnya.
Eunhee berbalik membelakangi mereka berdua dengan
menggenggam erat tangannya sendiri, rasa gugupnya bertambah karna sekarang dia
merasa terpojok dan tak akan mungkin kembali mengelak.
“Hyunki, anakku bukan?” Luhan mengulangi pertanyaan Chen. Masih
dengan posisinya Eunhee menarik nafasnya cukup dalam, seperti mengambil
aba-aba.
“Benar, Hyunki anakmu” Jawab Eunhee.
Mendengar jawaban Eunhee, Luhan merasa lega karna pada
akhirnya Eunhee mengakuinya dan merasa bahwa perasaannya selama ini tidak
salah.
“Tapi
bukan berarti kau bisa mengambilnya” kata Eunhee dengan penuh khawatir. Luhan
menghampiri Eunhee dan berdiri di depannya.
Chen merasa tahu diri bahwa sekarang ini bukan lagi
wilayahnya kemudian dia memutuskan untuk meninggalkan Eunhee bersama Luhan,
memberi waktu kepada mereka untuk berbicara.
“Ya aku akan mengambilnya” Eunhee menatap Luhan nanar
setelah mendengar Luhan akan mengambil Hyunki.
Bagaimana bisa Luhan akan mengambil Hyunki begitu saja yang
telah ia besarkan sendiri tanpa campur tangan Luhan selama ini.
“Tapi aku akan mengambil Hyunki bersama ibunya” lanjut Luhan
yang sukses membuat Eunhee semakin terkejut.
Luhan menatap dalam manik mata Eunhee yang juga membalas
menatapnya, namun Eunhee masih tak mengerti dengan apa yang dikatakan Luhan. Otaknya
mencoba berfikir untuk mencerna perkataan Luhan dengan benar.
Sebelumnya Luhan juga pernah berkata bahwa dia menyukai
Eunhee sejak masih di Beijing dulu dan perasaan itu masih ada sampai sekarang
meski 6 tahun berlalu. Eunhee membuang tatapannya kearah lain, merasa tak enak
menatap Luhan terlalu lama.
“Aku tak mengerti maksudmu” kata Eunhee.
Luhan mengambil tangan Eunhee kemudian menggenggamnya
sembari terus menatap wajah Eunhee yang mulai merona karna perlakuan Luhan.
“Aku menyukaimu lebih dari 6 tahun yang lalu saat kau
menghilang, separuh nyawaku juga seperti hilang, aku ingin kau dan juga hyunki
hidup bersamaku” Luhan mengusap pipi Eunhee lembut.
Eunhee merasakan kehangatan karna sentuhan tangan Luhan tapi
tak hanya disitu, dalam hatinya dia merasakan kehangatan yang sudah ia lupakan
entah kapan terakhir kali dia merasakannya.
Chen yang dari jauh masih mengamati adegan yang terjadi
antara Luhan dan Eunhee hanya mengukir senyum tipis di bibirnya. Senyum yang
mungkin ia buat untuk menutupi rasa sakit yang tiba-tiba menyerang hatinya.
Chen mulai menyukai Eunhee tapi saat ini perasaannya mungkin
menjadi sebuah perasaan yang terlarang karna dia Eunhee adalah wanita
yang selama ini dicari dan cintai oleh sahabatnya Luhan.
Jika sebuah nama
telah terpatri didalam hati maka akan menjadi lebih sulit untuk dihapus, butuh
sebuah pengorbanan perasaan dan rela merasakan sakit untuk mencoba
menghapusnya.
Semua itu akan
dilakukan oleh Chen jika Luhan tak bisa menjaga wanitanya dengan baik, karna
Chen masih belum rela membuang perasaannya meski sudah mengetahui semuanya.
“Sudah berapa
lama kau bertemu dengannya?” pertanyaan Luhan menjadi pembuka pembicaraan
antara dirinya dengan Chen yang pada akhirnya mereka bertemu setelah sekian
lama.
“Ya..hanya
beberapa kali aku bertemu dengannya di kedainya” jawab Chen sembari meneguk
segelas kecil soju yang dituangkan Luhan untuknya.
Mereka berbicara
layaknya sahabat yang lama tak bertemu, membicarakan banyak hal termasuk
mengenang kembali masa lalu mereka saat masih bersama-sama dibeijing dengan
segala tingkah mereka yang mungkin dipandang orang sebagai anak ‘nakal’ karna
seringnya mereka keluar masuk kesebuah bar dengan membawa beberapa wanita.
“Oh, lalu
sekarang bagaimana dengan Kris?” tanya Chen.
“Dia bernasib
sama denganku, menghamili seorang gadis tapi sepertinya dia lebih bertanggung
jawab dibandingkan aku” Luhan meneguk sedikit minumannya sebelum melanjutkan
ceritanya.
“Kris menikahi
gadis itu segera setelah tau dia hamil dengannya dan sekarang dia tinggal di
Kanada bersama istri dan anaknya” lanjut Luhan. Chen mendengarkan apa yang
Luhan ceritakan dengan seksama.
“Bagaimana
denganmu selanjutnya?” tanya Chen, tentu Luhan tahu maksud dari pertanyaan
Chen.
Luhan mencari
Eunhee selama 6 tahun lamanya tentu dia telah berfikir tentang hal itu dengan
matang, dan sekarang setelah menemukan Eunhee seharusnya Luhan segera melakukan
apa yang sudah seharusnya yaitu menikahi Eunhee.
Tapi sepertinya
Eunhee masih banyak berfikir tentang hal tersebut, sebuah pernikahan yang pasti
diidamkan oleh semua wanita meski pada akhirnya ak sesuai keinginannya karna
dia terlanjut mempunyai anak yang sudah berumur 5 tahun.
“Sepertinya
Eunhee masih menjaga jarak denganku, entah apa yang dia fikirkan” jawab Luhan.
“Bersemangatlah
hyung” Chen mencoba menyemangati Luhan meski hatinya enggan. Luhan tersenyum sembari
menganggukkan kepalanya.
#
Beberapa minggu
setelah Hyunki dinyatakan pulih dari lukanya karna kecelakaan yang dialaminya
Luhan berencana mengajak Hyunki dan Eunhee ketaman hiburan. Meski Eunhee masih
sulit diajak bicara tentang hubungan yang lebih serius tapi mereka berdua
terlihat semakin dekat.
Taman hiburan
saat ini terlihat begitu ramai karna memang ini hari libur, terlihat juga
beberapa pasangan muda-mudi yang saling bergandengan tangan sambil mengenakan
bandana dengan ornamen seperti telinga hewan.
Ada juga pasangan
suami istri yang membawa serta bauh hati mereka itu sama persis seperti Luhan,
Eunhee juga Hyunki hanya bedanya mereka bukan suami istri. Setiap mereka
melihat adegan yang begitu hangat dari pemandangan di hadapan mereka, Luhan dan
Eunhee hanya berpandangan dengan kikuk.
“Eomma, aku ingin
boneka” kata Hyunki tiba-tiba karna dia melihat seorang gadis kecil mendapat
boneka dari ayahnya. Secara spontan Eunhee dan Luhan memandang kearah gadis
yang ditunjuk oleh Hyunki.
“Kajja,
kita beli satu untukmu” kata Luhan sambil menggendong Hyunki dan menuju
kesebuah toko yang berisi berbagai boneka.
“Kau mau boneka
apa?” tanya Luhan.
“Rusa” jawab
Hyunki singkat. Luhan menurunkan Hyunki dari gendongannya dan membiarkan Hyunki
berlari mendekati beberapa deretan boneka rusa dengan berbagai macam model.
Hyunki mengambil
sebuah boneka rusa yang cukup besar berwarna coklat, matanya berbinar saat
menggendong boneka tersebut sambil ditunjukkannya pada Luhan dan Eunhee.
Tanpa berfikir
panjang Luhan membelikan boneka tersebut untuk Hyunki dan beberapa mainan
lainnya, sebenarnya itu membuat Eunhee merasa keberatan karna Luhan terlalu
banyak menghabiskan uangnya untuk membelikan Hyunki mainan.
Meski Eunhee
mencoba melarang Luhan untuk melakukan hal itu namun Luhan tetap tak
mengindahkan larangan Eunhee dengan alasan merasa bersalah karna tak bisa
merawatnya sejak Hyunki lahir.
Eunhee pun tak
berkomentar banyak atau mencoba melarangnya lagi setelah mendengar alasan
Luhan, menerima takdirnya bahwa Luhan memanglah ayah kandung Hyunki dan berhak
melakukan hal itu untuk anaknya mungkin itu jalan yang terbaik.
Hari masih belum
gelap namun Luhan mengajak Eunhee dan Hyunki pulang, tentu saja bukan
mengantarkan mereka kerumahnya tapi mengajak mereka ke apartemen Luhan.
“Luhan-ssi, kau
akan membawa kami kemana?” tanya Eunhee saat tahu bahwa arah jalan yang diambil
oleh Luhan bukanlah jalan menuju rumahnya.
“Kita akan ke
apartemenku” jawab Luhan.
“Ya...tapi...”
“Hyunki-ya, kau
maukan kerumah paman?” Luhan memotong perkataan Eunhee yang belum selesai dan
meminta persetujuan Hyunki.
“Jinjayo? Aku
mau” jawaban yang sangat diharapkan Luhan keluar dari mulut mungil Hyunki. Luhan
tersenyum penuh kemenangan dan sedikit melirik Eunhee yang masih menunjukkan
ekpresi wajah tidak setujunya.
Apartemen yang
cukup besar kalau hanya untuk ditinggali sendiri seperti Luhan yang memang
belum menikah, terdapat tiga kamar dan sebuah dapur yang di desain menyatu
dengan ruang makan dengan interior yang unik seperti sebuah cafe.
Disebelahnya terdapat
ruang tamu yang hanya dibatasi beberapa bilah kayu yang dipasang berjejer tidak
terlalu rapat dengan sofa berwarna putih yang ditambah dengan bantal hitam
putih.
Meski hidup
sendiri dan termasuk orang yang cukup sibuk, Luhan ternyata masih memperhatikan
iterior dalam rumahnya yang sepertinya tak ingin terlihat sama dengan tempat
tinggal orang lain.
“Uwaaah...” decak
kagum terdengar dari mulut Hyunki saat masuk kedalam apartemen Luhan. Matanya semakin
berbinar saat mendapati sebuah ruang keluarga yang terdapat banyak miniatur
superhero dan beberapa pesawat juga mobil yang tertata rapi dirak kaca tertutup.
“Luhan, wae?”
tanya Eunhee.
“Tinggallah disni
malam ini Eunhee”
.
.
.
TBC
Kritik dan saran tetap ditunggu, tapi jangan kasih kritik
kalau tidak kasih saran ya… ^_^
Akhr nya muncul.....
ReplyDeleteAq krng puas thor...krna kurang panjang...heheheheh
lanjut deh thor... dah lama nunggu kelanjutannya .
ReplyDeleteFighting
ditunggu kelanjutannya thor....jangan terlalu lama yah ....Fighting author...^^
ReplyDeleteEoooon lanjut dooooong, aku bulukan nungguin blog ini update..
ReplyDelete