Under The Rain (Oneshot)
Author : Yumi-chan a.k.a Fujiwara
Yumi
Genre : Romance, school life
Rate : T, PG-15
Main cast : Chen (EXO), Chanyeol
(EXO), Park yumi (OC), Kim Hana (OC)
Perhatian!!
Semua FF yang saya buat
berdasarkan pemikiran sendiri, inspirasi kebanyakan dari drama atau kehidupan
pribadi, No Copy n No Bash.
Jangan bingung saat baca karna q ga
kasih Point Of View (POV) tapi q kasih pembatas, dan AWAS!! banyak typo
bertebaran. ^^
Happy Reading
Sssssrrrrrhhhh…..
Hujan yang tiba-tiba turun begitu deras seperti tak ada
aba-aba membuat langkah kakiku berhenti saat aku sampai di depan gedung sekolah
dan mengurungkan niatku untuk pulang saat ini.
Ini membuatku mengingat kembali kenangan dua tahun yang lalu
saat tiba-tiba seorang sunbae ku di sekolah ini berjalan di sampingku
karna ingin berteduh dibawah payung yang aku bawa.
“Ah, apa aku mengagetkanmu?” tanyanya. Tentu dia membuatku
terkejut karena tiba-tiba menerobos tanpa meminta ijin.
“Y..ya kau mengagetkanku sunbae”
“Hehe…mianae, tapi bolehkah aku ikut denganmu sampai halte?”
“Ne” jawabku singkat.
“Kenapa hari ini tiba-tiba hujan, sini biar aku saja yang
membawa payungnya” katanya sambil mengambil payung dari tanganku sembari
tersenyum.
“Mmm” aku hanya mengangguk kecil sambil tersipu malu.
Dia siswa yang terkenal paling berisik bersama dua temannya
Baekhyun dan Chanyeol ada saja yang mereka lakukan dan tak jarang para guru
juga memarahi mereka.
Tapi semua itu seakan bisa ditepis saat mereka bernyanyi dan
memainkan alat musik. Terutama Chen yang suaranya paling indah menurutku dan
karenanya juga aku mengikuti kelas musik, aku tak bisa bernyanyi hanya bisa
sedikit memainkan gitar.Dan karna
Chen juga aku mulai menyukai hujan.
“Hemm...”
Aku menghela
nafas sejenak kemudian membuka payung yang sedari tadi hanya ku pegang. Aku
melangkah pelan di tengah derasnya hujan, dalam hatiku masih berharap jika Chen
tiba-tiba berlari kearahku untuk berteduh dibawahnya bersamaku.
Tapi sepertinya
itu hanya khayalan karna dia sudah meninggalkan sekolah ini dua tahun yang lalu
dan entah sekarang dia ada dimana.
#
Mataku terus
menatap kedalam ruang kesenian dimana teman sekelasku Hana tengah bernyanyi
dengan diiringi petikan gitar dari Lay. Sama seperti saat itu, saat aku masih
mengikuti kelas musik dan aku yang mengiringi Chen bernyanyi dengan petikan
gitarku, setelah kejadian saat hujan itu aku menjadi dekat dengannya karna Chen
melakukannya berulang kali dan dengan alasan yang sama.
“Kenapa tidak
masuk saja” Suara Kai yang juga teman sekelasku membuyarkan lamunanku, aku
hanya tersenyum simpul mendengar teguran Kai.
“Sebenarnya kau
tak begitu tertarik dengan musik kan?” Tidak ada yang salah dari pertanyaannya
dan itu memang fakta tapi aku enggan menjawabnya, kenyataannya aku masuk kelas
musik karena Chen dan setelah Chen lulus aku juga keluar dari kelas musik.
“Dan kau selalu
menghindari pertanyaanku” lanjut Kai.
“Untuk apa ku
jawab jika kau tahu kenyataannya Kai”
“Bagaimana bisa
kau begitu, orang yang kau sukai saja sangat menyukai musik” Kai menyerahkansecarik
kertas kearahku. Ku buka secarik kertas yang setengah lusuh itu dan aku menduga
kalau itu sebuah lirik atau puisi yang ditulis oleh Chen karna dibagian bawah
tertera namanya.
amuraedo nan niga joha
(Sejujurnya, aku
sangat menyukaimu)
amureon maldo eobsi utdeon
nareul anajwo babe
(Kau memeluku perlahan ketika aku tersenyum, babe)
oneureul gidaryeotjyo geudae
(Aku selalu
menunggu tiap hari datang)
dalkomhan nareul bwayo geudae ye~
jikyeojulgeyo babe
(Menunggu untuk
sikap manismu
Lihatlah aku, aku akan melindungimu babe)
Lihatlah aku, aku akan melindungimu babe)
maeil maeil kkumeul kkujyo
(Aku selalu
bermimpi setiap hari)
geudae soneul japgo naraga yeongwonhi eonje kkajina
(Bermimpi
menggenggam tanganmu dan terbang bersama Selamanya)
Hanya
sebait itu yang dia tulis, sepertinya ditulis saat dia jatuh cinta mungkin
dengan teman sekelasnya itu karna aku sering melihatnya bersama. Heh…kenapa
rasanya menjadi sulit sekali untuk bernafas jika aku memikirkan itu. Aku
berharap terlalu tinggi sejak saat aku mengenal Chen bahkan sampai sekarang.
“Yumi-chan…” Suara khas dari temanku karibku Kim Hana karna
hanya dia yang memanggilku dengan cara seperti itu.
“Kenapa suka sekali memanggilku seperti itu, aku bukan orang
jepang Kim Hana” Tapi yang ku protes hanya meringis sembari menunjukkan gigi
kelincinya.
“Sebentar lagi kita akan lulus, kau akan masuk universitas
mana?” pertanyaan yang di lontarkan Hana sebenarnya sedang ku fikirkan.
“Mmm…sepertinya universitas kesenian karna aku ingin
mengambil seni rupa”
“Ah, kalau begitu sama denganku tapi aku ingin mengambil musik,
ambil musik saja bersamaku Yumi” Hana mulai merajuk padaku, tapi aku tidak
begitu tertarik dengan musik.
“Aku tidak tertarik dengan musik Hana-ya”
“Kau bohong, kalau kau tidak tertarik dengan musik kenapa
saat awal masuk kau semangat sekali ikut kelas musik” Benar waktu itu aku
seperti tidak mempunyai pendirian, mengikti kelas musik bukan karna aku
menyukainya tapi karena Chen.
“Kau kan bisa bermain gitar juga piano, mengapa tak kau
kembangkan lagi kemampuanmu, ayolah Yumi-chan…” lanjut Hana sambil ber-aegyo.
“Cih, lihatlah dirimu kenapa aku harus selalu menurutimu”
aku memutar bola mataku malas.
“Karna kau teman terbaikku” Hana benar-benar berusaha keras
menunjukkan wajah termanisnya yang membuatku mual, tapi sepertinya benar apa
kata Hana aku memang berbohong sebenarnya aku sangat menyukai musik.
“Hemm…apa aku harus masuk universitas lain saja”
“Yaak!!! Park Yumi”
#
Hari ini aku mulai mendaftarkan diri masuk universitas
setelah beberapa bulan lalu aku dan teman-temanku dinyatakan lulus. Aku bersama
ketiga temanku berjalan bersama memasuki gedung universitas, ah ini berlebihan
sekali kenapa kami harus berjalan beriringan bukankah ini menghalangi jalan.
“Kenapa kita harus berjalan dengan seperti ini” kataku
setelah aku menghentikan langkahku.
Lay menoleh kearahku sambil berkata “ Bukankah ini keren,
kita terlihat seperti F4 dalam drama boys before flower”
Tanpa sadar mulutku sedikit terbuka mendengar pernyataan
Lay, tak terkecuali Kai dan Hana yang menunjukkan ekspresi yang sama denganku. Meski
dia sangat baik dalam hal musik tapi terkadang perkataannya di luar pemikiran
kita, dia terlalu polos dan memikirkan hal-hal yang tidak mungkin.
“Terserah kau
saja Lay” aku berlalu terlebih dahulu menuju loket pendaftaran yang berada di
ujung lobi.
Cukup waktu yang
lumayan lama untukku menyelesaikan semua berkas yang dibutuhkan saat
pendaftaran mahasiswa baru, tapi akhirnya selesai dan minggu depan sudah
memulai perkuliahan pertamaku.
#
Minggu-minggu pertama aku mulai belajar di universitas ini
dengan mengambil jurusan musik terasa biasa saja, tapi aku masih berharap aku
kembali menyukai musik seperti dulu.
Menarik memang
banyak teman yang aku temui juga senior yang mau berbagi ilmu dan pengalamannya
padaku dan juga salah satu temanku ingin memperkenalkan aku pada salah satu
senior yang katanya sangat baik dalam bermain musik.
“Yumi-chaan...”
Suara Hana yang
melengking memanggil namaku dengan logat jepang dari kejauhan membuatku menoleh
kearahnya yang berjalan bersama dua orang namja, yang satu Sehun tema
baruku dari jurusan dance yang sepertinya menyukai Hana dan yang satu aku
sepertinya mengenalnya.
Dia Chanyeol sunbae,
bagaimana bisa mereka datang bersama dan apakah Chanyeol juga masuk universitas
ini?
“Yumi, dia yang
ingin ku kenalkan padamu” kata Sehun setelah mereka sampai di dekatku.
“Yak, Sehun-ssi bukankah
sudah kubilang kami sudah mengenalnya” Hal
yang sama yang ingin aku katakan pada Sehun, aku sudah mengenal Chanyeol karna
kami satu sekolah juga aku pernah masuk club musik.
“Aku sudah
mengira itu kau Yumi setelah aku melihat Hana” kata Chanyeol.
“Ya, ini karna
aku dipaksa olehnya” kataku sambil melirik kearah Hana yang dibalasnya dengan
tatapan tajamnya.
“Haha, Hana sudah
menceritakannya padaku, benar apa yang dia bilang kalau kau harus mengasah
kembali kemampuan bermusikmu”
Aku tersenyum mendengarnya
dan setelah itu kami sering bertemu dengannya untuk belajar lebih selain dengan
pengajar kami atau hanya sekedar bebagi sesuatu. Seperti saat ini, Chanyeol
memintaku memainkan lagu yang sudah ditulisnya dengan gitarku. Setelah ku coba
dan diperhatikan ini sebuah lagu yang bagus.
“Sunbae,
apa kau juga menulis liriknya?” tanyaku setelah selesai memainkannya.
“Ani, yang
menulis liriknya Chen”
DEG
Mendengar nama
Chen di sebut oleh Chanyeol membuat jantungku seakan berhenti dalam satu detik,
bersama dengan itu Chen terlihat masuk keruangan dimana aku dan Chnanyeol
berada.
“Ah itu dia, kau
masih ingat dengannya bukan?” pertanyaan Chanyeol membuatku berkesiap dan
berusaha menutupi rasa terkejutku.
“Ya, sepertinya
begitu” Setelah sekian lama aku akhirnya melihatnya lagi, sekarang dia berdiri
di depanku menatapku. Tatapannya aku tidak bisa mengartikan dan itu membuatku
semakin gugup. Chanyeol sadar kalau kami saat ini saling bertatapan dan dia
melihat kami bergantian.
“Chen, kau ingat
dia kan? Dia adik kelas kita dulu” Chanyeol berusaha memecah keheningan yang
terjadi.
“Ya, aku ingat” Jawabanya
singkat dan terkesan dingin.
“Ah Chanyeol sunbae
aku pergi dulu, setelah ini aku ada kelas” Sepertinya Chen tidak suka padaku,
aku hanya menyimpulkan dari jawabannya tadi dan itu membuat hatiku sakit. Karena
aku sudah mengakui pada diriku sendiri kalau aku menyukainya, ya aku menyukai
Chen.
Dan setelah
pertemuan pertama kali sejak lama dengan Chen saat itu, aku selalu menghindar
jika berpapasan dengannya. Aku hanya tidak ingin ketidak sukaan Chen padaku
bertambah jika dia bertemu denganku.
Tapi kali ini sepertinya aku tidak bisa menghindar
karna Chen sudah berdiri di depanku bersama Chanyeol tanpa sepengetahuanku.
“Yumi” Chanyeol
dan Chen duduk tepat didepanku tapi aku tak berani menatap Chen, aku hanya
menatap Chanyeol.
“Ne sunbae”
“Sebentar lagi
kampus kita akan mengadakan beberapa acara untuk merayakan aniversary kampus
kita, jadi aku meminta kau tampil” Chanyeol menjelaskan maksud mereka
menemuiku.
“Tapi aku harus
menampilkan apa?”
“Kau akan tampil
dengan Chen, Chen akan bernyanyi dan kau yang mengiringinya dengan gitar”
“Mwo?”
rasa terkejutku tak bisa disembunyikan, aku akan tampil dengan Chen?
“Kenapa kau
sangat terkejut? Bukankah kalian dulu juga sering melakukannya?” tanya
Chanyeol.
“Y..ya tapi itu
sudah lama” jawabku tergagap.
“Apa kau tidak
mau berduet denganku?” Kali ini Chen yang bertanya padaku dan mau tidak mau aku
harus menatapnya.
“B..bukan seperti
itu, baiklah akan ku coba” Meski Chen mengajakku bicara, tapi aku masih merasa
tidak nyaman didekatnya karna sikapnya masih terasa dingin. Tak ingin merasa
canggung yang berkepanjangan, aku akhirnya memutuskan untuk pergi dengan alasan
ada kelas.
Padahal hari ini
aku tak ada kelas sama sekali hanya ingin mengerjakan tugas yang kumiliki. Dan
aku memilih perpustakaan sebagai tempat ‘pelarianku’ tempat yang baik menurutku
karna aku sekalian mengerjakan tugas-tugasku.
Dan tak terasa
waktu menunjukkan pukul 4 sore ini waktunya aku harus kembali kerumah. Saat aku
keluar dari perpustakaan kurasa air hujan mulai turun sedikit demi sedikit,
sialnya aku tak membawa payung hari ini.
“Aish...kenapa
harus turun hujan disaat seperti ini”
“Aku tidak bawa
payung, ah aku tidak suka dengan hujan” Aku mengumpat sesukaku karna hujan
tiba-tiba turun di waktu yang tidak tepat, dan dari arah belakang seseorang
berjalan mendekat dan kemudian berhenti tepat di sebelahku.
“kenapa kau
mengumpat pada hujan, bukankan hujan seperti musik?” suara yang sangat aku
kenal dan dia adalah Chen.
“I..itu karna aku
tidak membawa payung”
“Aku membawa
payung, kajja” kata Chen sambil membuka payungnya. Aku hanya tercengang
mendengar ajakan Chen, terdengar berlebihan bukan tapi itu yang terjadi. Ini
seperti hal baru meski dulu mungkin sudah terbiasa.
Aku mengikuti
Chen dan berjalan di sampingnya di bawah payung bersamanya. Keadaan pun hening
sesaat dan hanya suara air hujan yang terdengar.
“Yumi, apa kau
tidak menyukaiku?” otakku yang sulit mencerna pertanyaannya atau aku yang terlalu
syok mendengar pertanyaanya. Tapi jantungku tiba-tiba berdegup dengan kencang.
“Ne?”
“Ah ani, lupakan
saja” sebenarnya apa maksudnya, menyukainya dalam hal apa tapi bukankah aku
menyukai segala hal tentangnya. Tapi ya sudahlah dia sudah mengakhiri
pembicaraan ini.
Hari dimana aku
dan Chen harus tampil akhirnya tiba dan itu membuatku menjadi sangat gugup. Hana
setia di sampingku saat ini kana aku memang tak membiarkannya pergi selangkah
pun. Dan kenapa Chanyeol sekarang selalu mengikuti Hana kemana pun dia pergi.
“Tunggu, kenapa
kalian akhir-akhir ini selalu bersama? Apa kalian...” aku sengaja tak
melanjutkan kalimatku karna mereka juga sudah tahu maksudku dan mereka
menjawabnya dengan senyuman penuh arti.
Aku memutar bola mataku malas dan akan
melanjutkan komentarku tapi Hana sudah mendorongku karna sekarang giliran aku
dan Chen yang harus tampil.
“Sekarang giliran
mu Yumi palli, hwaiting”
“Huuft” aku
menghela nafasku sejenak agar jantungku berdetak teratur kemudian ku hirup
oksigen dalam-dalam dan hembuskan. Ku langkahkan kakiku menaiki tangga menuju
atas panggung permanen yang terdapat di aula ini, duduk disalah satu kursi yang
sudah tersedia dengan bersiap bersama gitarku.
Tak lama Chen pun
naik dan duduk di sebelahku, kami saling bertatapan sejenak untuk memulai dan
mungkin aku terlihat sedikit kikuk. Aku mulai memetik senar gitarku sesuai nada
yang telah aku pelajari atau lebih tepatnya Chanyeol yang mengajari menjadi
sebuah alunan musik.
Chen bernyanyi
dengan suara khasnya dan lagu yang ia nyanyikan tak begitu asing bagiku dari
liriknya, ya lagu yang liriknya pernah di berikan Kai padaku waktu itu. Tanpa
sadar aku menoleh dan menatap Chen tapi jemariku tetap mengiringinya dengan
gitar karna nadanya sudah kuhafal.
bogo sipeun naui sarang unmyeong ijyo pihalsudo eobtjyo
(Cintaku, aku merindukanmu Ini
adalah takdir yang tidak bisa kita hindari)
every day I.m so lucky
(Setiap
hari aku selalu merasa beruntung)
Sumgyeowatdeon nae mameul gobaek hallae
(Aku
ingin mengungkapkan perasaan tersembunyi ini)
neoreul saranghae
(Aku
mencintaimu)
Cr. Song : Best Luck (Chen), lirik : luminosky.wordpress.com
Saat bait itu
Chen terus menatapku sampai lagu selesai dan sebelum kami turun, dia berkata “Kamu”
tanpa suara. Diluar aula Chen kemudian menghampiri ku kemudian membawaku
ketaman belakang kampus tanpa berkata apapun.
“Kenapa kau
membawaku ke sini?” tanyaku. Chen menatapku tajam dan kemudian meraih kedua
tanganku.
“Lagu itu untukmu
Yumi, aku menyukaimu dari dulu tapi kukira dulu kau menyukai Chanyeol tapi
setelah tahu Chanyeol dengan Hana aku berani mengungkapkannya, dan kau...”
“Aku tak pernah
menyukai pria lain sejak aku masuk club musik, aku menyukaimu Chen” senyum
dibibir Chen terukir seperti halnya rasa bahagia di dalam hatiku.
Ku rasakan seperti
terkena tetesan air dan benar ini gerimis tapi saat aku akan berlari untuk
berteduh Chen malah menarikku dan dia mencium bibirku. Aku melebarkan mataku
karna kaget dengan perlakuan Chen yang tiba-tiba.
Awalnya bibir
kami hanya menempel tapi lama kelamaan Chen mulai menggerakkan bibirnya melumat
bibirku perlahan dan akupun membalasnya, kami berciuman dibawah hujan dimana
hujan yang telah mempertemukan aku dengannya juga yang menyatukan kami.
~END~
Maaf kalau
konflikny kurang dan ceritanya gaje ^_^
Tapi jangan lupa
RCL ya, kritik dan saran kalian sangat di tunggu buat memperbaiki FF ku
selanjutnya ^^
Comments
Post a Comment